Menu Close

Berita & Acara

Inilah 9 Ancaman Cloud Computing yang Wajib Anda Pahami

ancaman cloud computing
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Table of Contents

Cloud Computing telah menjadi kebutuhan bagi perusahaan dalam manajemen dan pengolahan data. Model komputasi ini menawarkan kemudahan dan efisiensi dalam pengoperasiannya. Di balik keuntungannya, Anda perlu menyadari bahwa Cloud Computing juga memiliki tantangan berupa ancaman keamanan. Seperti apa bentuk ancaman Cloud Computing yang perlu diwaspadai? Langsung simak penjelasan lengkapnya di artikel ini!

Apa Itu Ancaman Cloud Computing?

Ancaman Cloud Computing merujuk pada potensi risiko dan bahaya yang mungkin timbul dalam penggunaan layanan Cloud Computing. Cloud Computing adalah model komputasi di mana Anda menggunakan sumber daya komputasi, seperti penyimpanan, pemrosesan data, dan software melalui jaringan Internet. 

Walaupun Cloud Computing menawarkan manfaat besar, seperti fleksibilitas dan efisiensi, Anda juga perlu menyadari ancaman dari penggunaan model komputasi ini. Ancaman ini berkaitan dengan potensi pelanggaran keamanan, kerahasiaan, integritas, ketersediaan data, serta kerentanan Cloud Computing terhadap serangan siber. Ancaman Cloud Computing dapat berdampak pada berbagai aspek, termasuk data sensitif perusahaan, gangguan pada layanan, bahkan bisa memengaruhi reputasi bisnis.

Baca juga: Tipe-Tipe Cloud Computing: IaaS, Paas hingga Multi Cloud

Berbagai Ancaman Cloud Computing yang Perlu Dipahami

Cloud Computing memang tidak luput dari ancaman. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena selalu ada solusi untuk mengatasi ancaman tersebut. Berikut adalah berbagai contoh ancaman yang bisa menimpa Cloud Computing serta solusinya.

1. Kebocoran Data

Kebocoran data merupakan salah satu ancaman yang berbahaya dalam penggunaan Cloud Computing. Penyimpanan data dalam lingkungan Cloud yang terpusat bisa menjadi sasaran empuk bagi peretas yang ingin mengakses informasi sensitif perusahaan. Dalam kasus seperti ini, data yang diambil bisa mencakup rahasia bisnis, informasi keuangan, data pribadi pelanggan, dan banyak lagi.

Solusi yang efektif untuk mengatasi ancaman ini adalah menerapkan enkripsi data yang kuat. Data yang dienkripsi sebelum diunggah ke Cloud akan sulit diuraikan tanpa kunci enkripsi yang tepat meskipun peretas berhasil mendapatkan aksesnya. Selain itu, Anda juga perlu mengadopsi praktik keamanan data yang ketat, seperti mengatur izin akses yang tepat untuk pengguna, membatasi akses hanya pada data yang diperlukan, dan melakukan audit rutin untuk mendeteksi aktivitas yang mencurigakan.

Baca juga: Mengenal Tempat Menyimpan Data yang Aman untuk Anda

2. Kesalahan Konfigurasi Sistem

Kesalahan konfigurasi sistem atau misconfiguration merupakan celah umum yang bisa dieksploitasi oleh pihak yang tidak berwenang. Misconfiguration dapat menyebabkan akses yang tidak sah ke data dan sistem sehingga berisiko pada tersebarnya informasi sensitif. Dalam beberapa kasus, kesalahan konfigurasi bahkan bisa membuka pintu bagi peretas untuk merusak atau mengambil alih infrastruktur Cloud.

Untuk mengurangi risiko ini, pastikan Anda memiliki tim IT yang terampil dan berpengalaman yang memahami konfigurasi Cloud yang benar. Lakukan pemeriksaan rutin terhadap konfigurasi sistem dan aplikasi, serta gunakan alat otomatis untuk mendeteksi potensi celah keamanan. Anda juga perlu mengikuti panduan keamanan yang diberikan oleh penyedia layanan Cloud serta selalu aktif mengikuti pembaruan dan perbaikan keamanan yang mereka tawarkan.

3. Ancaman Internal

Sering kali, perhatian keamanan hanya difokuskan pada ancaman eksternal, padahal ancaman internal juga bisa menjadi masalah serius. Karyawan atau anggota tim yang memiliki akses ke sistem Cloud bisa menyalahgunakan akses ini untuk tujuan yang tidak sah. Ancaman ini dapat mencakup pencurian data, perubahan pada konfigurasi sistem yang tidak sah, atau bahkan sabotase infrastruktur Cloud.

Untuk mengatasi ancaman ini, Anda perlu menerapkan prinsip keamanan di mana akses diberikan hanya berdasarkan kebutuhan pekerjaan yang spesifik. Selain itu, gunakan alat pemantauan untuk melacak aktivitas yang mencurigakan, baik dari segi volume maupun pola akses infrastruktur Cloud. Anda harus siaga untuk menghadapi kemungkinan ancaman internal dan memiliki rencana darurat jika diperlukan.

4. Interface yang Kurang Aman

Interface yang kurang aman dapat menjadi titik lemah yang memungkinkan peretas mendapatkan akses yang tidak sah ke sistem Cloud Computing Anda. Hal ini termasuk Graphical User Interface (GUI) dan Application Programming Interface (API) yang digunakan untuk berinteraksi dengan layanan Cloud.

Untuk mengurangi risiko ini, pastikan bahwa semua interface dan API dilindungi dengan lapisan keamanan yang kuat. Perusahaan penyedia layanan Cloud biasanya menyediakan pedoman keamanan untuk developer dan user yang harus diikuti. Selain itu, lakukan pengujian keamanan rutin terhadap interface Cloud yang digunakan untuk mendeteksi potensi celah dan kerentanan.

5. Mengabaikan Autentikasi

Autentikasi adalah lapisan pertahanan pertama dalam melindungi sistem Cloud Computing Anda. Namun, sering kali kesalahan pengaturan atau mengabaikan autentikasi menyebabkan akses yang tidak sah dan potensi pelanggaran keamanan.

Penting untuk menerapkan praktik autentikasi yang kuat, termasuk autentikasi ganda (Multi-Factor Authentication) untuk semua pengguna. Autentikasi yang kuat memastikan bahwa peretas masih kesulitan untuk memasuki sistem meskipun terdapat kebocoran data kredensial login. Selain itu, pastikan bahwa password yang digunakan cukup kuat. Anda juga perlu mengubah password secara berkala untuk meningkatkan keamanannya.

6. Keamanan Access Point yang Rendah

Access point adalah jembatan antara pengguna dan sistem Cloud. Access point yang tidak aman memberikan kesempatan bagi peretas untuk masuk ke dalam sistem dengan mudah. Jaringan dan protokol keamanan yang lemah pada access point dapat memungkinkan peretas untuk mencuri informasi atau merusak sistem.

Untuk mengatasi ancaman ini, pastikan Anda memiliki firewall yang kuat dan software keamanan yang mutakhir untuk melindungi access point. Gunakan protokol enkripsi seperti SSL/TLS untuk mengamankan komunikasi antara pengguna dan server Cloud. Selain itu, lakukan pemantauan terus-menerus terhadap traffic dan aktivitas di access point untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan.

7. Peringatan Keamanan yang Kurang Memadai

Sistem peringatan keamanan yang kurang memadai dapat membuat Cloud rentan terhadap serangan yang tidak terdeteksi. Peringatan keamanan yang efektif adalah salah satu cara terbaik untuk mendeteksi dan merespons ancaman dengan cepat.

Aktifkan sistem peringatan yang bisa memonitor dan menganalisis aktivitas di lingkungan Cloud. Gunakan teknologi deteksi intrusi yang canggih untuk mengidentifikasi pola perilaku yang mencurigakan. Selain itu, tetaplah mencari informasi mengenai ancaman keamanan terbaru dan serangan siber yang sedang berkembang.

8. Serangan Siber dan Peretasan

Ancaman serangan siber selalu ada dalam lingkungan digital, termasuk juga Cloud. Serangan siber seperti DDoS (Distributed Denial of Service) dan peretasan dapat mengakibatkan kerugian finansial dan rusaknya reputasi perusahaan.

Solusi dari ancaman ini adalah memasang software keamanan dan sistem keamanan jaringan lainnya untuk untuk melindungi infrastruktur Cloud Anda dari serangan DDoS. Selain itu, lakukan pemantauan secara aktif terhadap traffic jaringan dan aktivitas sistem untuk mendeteksi perubahan yang mencurigakan.

9. Kurangnya Kesadaran Mengenai Keamanan Cloud Computing

Terakhir tetapi tidak kalah penting adalah kurangnya kesadaran tentang keamanan Cloud Computing di kalangan karyawan dan tim IT. Masalah ini bisa menyebabkan praktik yang tidak aman dan pelanggaran keamanan yang tidak disengaja.

Edukasi adalah kunci untuk mengatasi ancaman ini. Sediakan pelatihan reguler kepada karyawan dan tim IT Anda tentang praktik keamanan yang aman dalam penggunaan Cloud Computing. Berikan contoh kasus nyata tentang pelanggaran keamanan dan dampaknya terhadap bisnis. Dengan meningkatkan kesadaran mengenai keamanan Cloud Computing, Anda dapat membentuk budaya keamanan yang kuat di seluruh organisasi.

Baca juga: Contoh Layanan Cloud Computing di Indonesia dan Tips Memilihnya

Itulah ancaman Cloud Computing yang perlu Anda waspadai sebelum menggunakan layanan ini. Mulai dari kesalahan konfigurasi pada sistem hingga ancaman keamanan, Anda perlu menyadari semua ancaman tersebut serta melakukan solusi yang direkomendasikan untuk mengurangi risikonya.

Apabila Anda sedang mempertimbangkan untuk menggunakan layanan Public Cloud, pilihlah Deka Prime (PX1) dari Cloudeka. Deka Prime (PX1) memastikan lingkungan Cloud yang aman dan dilindungi dengan firewall serta Load Balancer sehingga bisa mengurangi ancaman Cloud Computing yang disebutkan di atas.

Tidak hanya itu, Deka Prime (PX1) mendukung integrasi multisite vCloud Director sehingga Anda bisa mengelola beberapa lingkungan Cloud secara efisien hanya dari satu interface. Hubungi kami untuk mendapatkan informasi lengkap tentang layanan Deka Prime (PX1) dari Cloudeka!

Cloudeka adalah penyedia layanan Cloud yang berdiri sejak tahun 2011. Lahir dari perusahaan ICT ternama di tanah air, Lintasarta, menyediakan layanan Cloud baik untuk perusahaan besar maupun kecil-menengah.