Menu Close

Berita & Acara

7 Ciri-Ciri Cyber Crime ketika Menyerang Sistem Anda

Ciri-Ciri Cyber Crime
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Table of Contents

Maraknya kasus cyber crime di Indonesia bukanlah hal yang perlu Anda takuti. Anda justru bisa mengambil pelajaran dari kasus tersebut dengan mengenali ciri-ciri cyber crime yang biasa terjadi. Walaupun dilakukan dengan teknik dan strategi yang berbeda, setiap kasus cyber crime memiliki karakteristik yang mudah dikenali.

Seperti apa ciri-ciri cyber crime yang umumnya muncul di setiap kasus cyber crime? Mengapa pula kasus cyber crime bisa terjadi? Mari kita lihat penjelasan lengkapnya melalui bacaan menarik di bawah ini.

Pengertian Cyber Crime

Sebelum memahami ciri-ciri cyber crime, Anda perlu memahami pengertian dasar dari istilah ini. Cyber crime adalah pada kegiatan kriminal yang dilakukan melalui media digital dengan menggunakan teknologi canggih dan jaringan Internet. Pelaku cyber crime memiliki tujuan tertentu dalam menjalankan aksinya, seperti memperoleh data pribadi, merusak sistem komputer target, atau mencuri informasi yang bernilai bagi target serangannya tersebut.

Ciri-Ciri Cyber Crime

Lantas, apa saja ciri-ciri cyber crime yang perlu diwaspadai? Berikut adalah penjelasannya.

1. Dilakukan secara Online

Sudah pasti cyber crime selalu dilakukan secara online. Pelaku melancarkan aksinya melalui email atau website yang memiliki celah keamanan di dalamnya. Mereka memanfaatkan celah keamanan dan kerentanan pada sistem untuk mencapai tujuan jahatnya.

2. Melibatkan Teknologi Canggih

Teknologi yang digunakan dalam cyber crime biasanya jauh lebih canggih dari yang kita miliki. Mereka bahkan memiliki alat dan program khusus untuk menjalankan serangannya. Teknologi seperti ini memberikan kemampuan untuk mencuri informasi secara diam-diam, merusak sistem, bahkan mengendalikan komputer yang terinfeksi oleh virus malware yang mereka kirimkan.

3. Tidak Mudah Dideteksi

Cyber crime cenderung sulit dideteksi karena pelaku sering menggunakan teknik yang cerdik dan canggih. Mereka bisa menyembunyikan jejak digital dengan menggunakan intruder tools atau mengenkripsi data yang berhasil dicuri. Proses identifikasi dan pengungkapan kejahatan pun menjadi tugas yang lebih sulit bagi pihak berwenang.

4. Pelaku Bisa Berasal dari Negara Lain

Berkaca dari kasus cyber crime di Indonesia, kita bisa melihat bahwa pelakunya berasal dari negara lain. Inilah yang menjadi ciri menarik dari cyber crime, yaitu pelakunya tidak terbatas pada satu negara saja. Penyerang bisa beroperasi dari negara lain dan menargetkan korban yang berada di belahan dunia manapun. Keberadaan jaringan Internet global membuat serangan bisa dilakukan secara internasional sehingga menambah kerumitan dalam menangani kejahatan siber.

5. Mengakibatkan Kerugian pada Korban

Cyber crime memiliki konsekuensi serius bagi korban yang menjadi targetnya. Serangan tersebut dapat mengakibatkan kerugian finansial, kehilangan data penting, kerusakan reputasi bisnis, bahkan ancaman terhadap keamanan personal. Dalam beberapa kasus, serangan cyber crime dapat menghancurkan bisnis atau mengakibatkan kerugian yang sulit untuk dipulihkan.

6. Bertujuan untuk Mendapatkan Keuntungan

Cyber crime umumnya dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Para pelaku sering mencuri informasi kartu kredit, data pribadi, atau meretas akun keuangan korban untuk memperoleh akses ilegal. Mereka juga meminta tebusan dalam bentuk uang digital sebagai imbalan untuk mengembalikan data yang dicuri.

7. Termasuk Tindakan Melanggar Hukum

Terakhir, cyber crime merupakan tindakan melanggar hukum dan diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (kini berganti menjadi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016). Pelaku bisa terkena sanksi pidana berupa penjara dan membayar denda.

Baca juga: Dampak Cyber Crime yang Sangat Berbahaya

Jenis Cyber Crime

Ada lima jenis cyber crime yang biasanya dilancarkan untuk menyerang sistem keamanan bisnis, yaitu:

1. Malware

Malware, singkatan dari malicious software, adalah perangkat lunak berbahaya yang dikirimkan oleh peretas untuk merusak sistem agar mereka bisa mengendalikannya. Contoh malware termasuk virus komputer, worm, Trojan, dan ransomware.

2. Serangan Distributed Denial-of-Service (DDoS)

Serangan DDoS dilakukan dengan tujuan untuk membuat suatu website atau layanan tidak bisa diakses oleh pengguna karena banyaknya traffic atau request yang masuk ke server. Pelaku menggunakan jaringan botnet untuk mengirimkan traffic dalam jumlah besar ke server target sehingga mengakibatkan kelebihan beban (overload) yang berakhir pada penurunan kinerja sistem.

3. Phishing

Phishing adalah serangan yang dilakukan dengan mengirimkan email atau pesan palsu yang seolah-olah mirip seperti aslinya. Pelaku phishing ingin mendapatkan informasi seperti password, nomor kartu kredit, atau data keuangan, kemudian menguras sejumlah dana di dalamnya.

4. Social Engineering

Social engineering merupakan serangan yang melibatkan manipulasi psikologis pada korban dengan tujuan mendapatkan akses ke sistem atau informasi sensitif. Pelaku menggunakan trik seperti memanfaatkan kepercayaan, memanipulasi emosi, atau memanfaatkan ketidaktahuan korban.

5. Man-in-The-Middle

Terakhir, ada serangan man-in-the-middle yang terjadi ketika penyerang menyisipkan dirinya di antara dua pihak yang sedang berkomunikasi secara elektronik. Penyerang kemudian mengintai atau mengubah data yang dikirimkan antara kedua pihak tanpa sepengetahuan mereka.

Baca juga: 7 Contoh Kasus Cybercrime yang Paling Populer

Penyebab Terjadinya Cyber Crime

Sebagai manusia yang sering bersentuhan dengan Internet, Anda juga perlu mengetahui penyebab cyber crime bisa terjadi. Ada tiga faktor yang menyebabkan cyber crime, antara lain:

1. Kelalaian Manusia (Human Error)

Kelalaian manusia seperti penggunaan kata sandi yang lemah, membuka email atau lampiran yang dianggap mencurigakan dari pesan phishing, atau tidak memperbarui perangkat lunak dapat mempermudah serangan cyber crime.

2. Kurangnya Pengawasan pada Keamanan Siber

Kurangnya pengawasan dan tindakan pencegahan yang tepat terhadap keamanan siber dapat membuka celah bagi pelaku cyber crime untuk melancarkan aksinya. Apabila perusahaan tidak memprioritaskan keamanan siber, mereka akan lebih rentan terhadap serangan siber.

3. Sistem IT yang Digunakan Mengalami Kerentanan

Kerentanan dalam sistem IT juga menjadi faktor penyebab terjadinya cyber crime. Apabila software atau hardware tidak diperbarui secara teratur atau tidak memiliki patch keamanan yang cukup, pelaku bisa memanfaatkannya untuk meretas sistem.

Baca juga: Email Phishing: Pengertian, Contoh, dan Cara Penanganannya

Cara Mencegah Aktivitas Cyber Crime

Lantas, bagaimana cara mencegah aktivitas cyber crime agar tidak menimpa lebih banyak korban? Lakukan saja empat langkah di bawah ini.

1. Perbarui Sistem Operasi

Pastikan sistem operasi dan software Anda merupakan versi terbaru. Perbarui juga patch keamanan yang dirilis oleh vendor software tersebut untuk mengatasi kerentanan yang ada pada versi lamanya.

2. Hindari Mengeklik Apa Pun pada Email Phishing

Berhati-hatilah saat menerima email yang mencurigakan dan berasal dari pengirim yang tidak dikenal. Jangan langsung mengeklik tautan atau lampiran dalam email tersebut karena bisa menjadi jebakan phishing. Verifikasi keaslian email tersebut sebelum mengambil tindakan apa pun.

3. Cek Keaslian URL Website yang Dikunjungi

Sebelum memasukkan informasi sensitif atau melakukan transaksi online, pastikan website yang dikunjungi sudah sah dan aman. Periksa URL website dan pastikan ada sertifikat SSL yang ditandai dengan logo gembok pada bilah alamatnya.

4. Gunakan Web Application Firewall dari Cloudeka

Terakhir, gunakan Deka Web Application Firewall (WAF) dari Cloudeka yang memberikan perlindungan menyeluruh pada sistem komputer Anda. Deka WAF mampu mendeteksi ciri-ciri cyber crime serta memblokir serangan siber seperti SQL injection, XSS, dan Remote File Inclusion (RFI). 

Lengkapi juga keamanan website atau aplikasi yang Anda bangun dengan memasang Deka ROCK dari Cloudeka. Produk ini bekerja dengan cara memantau kesehatan server website sehingga bisa mendeteksi ciri-ciri cyber crime yang sedang mengintai server Anda. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut mengenai solusi keamanan jaringan komputer dari Cloudeka!

Cloudeka adalah penyedia layanan Cloud yang berdiri sejak tahun 2011. Lahir dari perusahaan ICT ternama di tanah air, Lintasarta, menyediakan layanan Cloud baik untuk perusahaan besar maupun kecil-menengah.