Menu Close

Berita & Acara

Data Loss Prevention: Cara Lindungi Data Perusahaan Anda

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Table of Contents

Dalam era digital yang semakin berkembang, data menjadi aset berharga bagi setiap perusahaan. Keamanan data adalah prioritas utama, terutama karena ancaman pencurian atau kebocoran data yang semakin meningkat. Contoh nyata adalah kasus kebocoran data pelanggan yang terjadi pada sebuah perusahaan besar yang berujung pada kerugian finansial dan merusak reputasi perusahaan. Salah satu cara untuk melindungi data sensitif ini adalah dengan menggunakan Data Loss Prevention (DLP). Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang apa itu DLP, jenis-jenisnya, cara kerjanya, dan mengapa penting untuk mengimplementasikannya dalam strategi keamanan data perusahaan.

Apa Itu Data Loss Prevention?

Data Loss Prevention (DLP) adalah sebuah kebijakan dan teknologi yang dirancang untuk melindungi data sensitif agar tidak hilang, bocor, atau jatuh ke tangan yang salah. DLP bekerja dengan cara memantau dan mengontrol data yang sedang digunakan, disalin, atau dipindahkan, serta mendeteksi potensi kebocoran data yang mungkin terjadi.

Sistem DLP dapat digunakan untuk memantau aliran data baik di dalam jaringan perusahaan maupun pada perangkat individu yang terhubung ke sistem perusahaan. Dalam kebanyakan kasus, DLP berfungsi untuk mencegah pengiriman data sensitif melalui email, penyimpanan cloud, atau aplikasi lain yang dapat digunakan oleh pihak yang tidak berwenang.

Baca Juga: 5 Manfaat Cloud GPU untuk ISV, Bisa Jalankan Software Berat Lebih Cepat

Jenis-Jenis Data Loss Prevention

Ada berbagai jenis DLP yang dapat diterapkan untuk menjaga data perusahaan, tergantung pada kebutuhan dan jenis ancaman yang dihadapi perusahaan. Berikut adalah beberapa jenis DLP yang umum digunakan:

1. Network-Based DLP

Jenis DLP ini bekerja dengan memantau dan menganalisis aliran data yang melintas di dalam jaringan perusahaan. Dengan cara ini, DLP dapat mendeteksi dan mencegah data sensitif yang dikirim melalui email, web, atau aplikasi lain di jaringan.

2. Endpoint-Based DLP

Endpoint-based DLP berfokus pada perlindungan data yang ada pada perangkat pengguna, seperti komputer, laptop, dan smartphone. Sistem ini memastikan bahwa data yang disalin atau dipindahkan dari perangkat tidak melanggar kebijakan keamanan data yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

3. Cloud-Based DLP

Dengan semakin banyaknya perusahaan yang mengadopsi solusi berbasis cloud, perlindungan data di cloud menjadi sangat penting. Cloud-based DLP dirancang untuk melindungi data yang disimpan atau dipindahkan melalui layanan cloud, memastikan bahwa data sensitif tidak jatuh ke tangan yang salah.

4. Storage-Based DLP

Jenis DLP ini memfokuskan pada perlindungan data yang disimpan di dalam sistem penyimpanan internal perusahaan, seperti database dan file server. DLP jenis ini melacak data sensitif yang ada dalam repositori penyimpanan dan memastikan bahwa data tersebut hanya dapat diakses oleh pihak yang berwenang.

Baca Juga: 5 Perbedaan Ingress & Egress dalam Cloud Computing

Contoh Penerapan Data Loss Prevention

Penerapan DLP dapat bervariasi tergantung pada jenis data yang perlu dilindungi. Berikut adalah beberapa contoh penerapan DLP yang sering digunakan oleh perusahaan:

1. Mencegah Pengiriman Data Sensitif Melalui Email

Misalnya, sebuah perusahaan yang menangani data keuangan pelanggan ingin mencegah pengiriman informasi sensitif melalui email yang tidak terenkripsi. Sistem DLP dapat mendeteksi jika ada informasi kartu kredit atau data pribadi lainnya yang dikirim melalui email, dan menghalanginya sebelum pengiriman.

2. Melindungi Data yang Disalin ke USB atau Perangkat Lain

Banyak kebocoran data terjadi ketika karyawan secara tidak sengaja atau dengan sengaja menyalin data sensitif ke perangkat portabel seperti USB drive. DLP endpoint dapat mencegah karyawan untuk menyalin data yang dilindungi ke perangkat eksternal tanpa izin.

3. Memonitor Data yang Diakses di Cloud

Seiring dengan meningkatnya penggunaan platform cloud, banyak perusahaan yang kini memanfaatkan DLP berbasis cloud untuk memonitor dan melindungi data yang disimpan atau diakses melalui layanan cloud. Misalnya, perusahaan dapat membatasi akses ke file tertentu di Google Drive atau Dropbox, memastikan hanya karyawan yang berwenang yang dapat mengaksesnya.

Proses atau Cara Kerja DLP

DLP bekerja dengan cara memantau dan mengontrol aliran data di dalam perusahaan, serta mencegah pengiriman atau pengaksesan data yang tidak sah. Berikut adalah langkah-langkah utama dalam cara kerja DLP:

1. Pemindaian dan Deteksi Data Sensitif

DLP pertama-tama melakukan pemindaian terhadap seluruh data yang ada di dalam perusahaan untuk mengidentifikasi data sensitif seperti informasi pribadi, kartu kredit, data medis, atau informasi bisnis penting lainnya.

2. Menetapkan Kebijakan Keamanan Data

Setelah data sensitif diidentifikasi, kebijakan keamanan data diterapkan untuk menentukan tindakan yang harus diambil terhadap data tersebut. Misalnya, perusahaan dapat menetapkan kebijakan untuk melarang pengiriman data sensitif melalui email tanpa enkripsi atau memblokir salinan data ke perangkat USB.

3. Pengawasan dan Pemberitahuan

Sistem DLP kemudian memantau aliran data dan mengidentifikasi aktivitas yang mencurigakan atau melanggar kebijakan. Jika ada upaya untuk mentransfer data sensitif ke tempat yang tidak sah, sistem DLP akan memberikan pemberitahuan atau melakukan tindakan otomatis, seperti menghalangi pengiriman data atau meminta otorisasi tambahan.

4. Tindakan Otomatis atau Manual

Setelah terdeteksi pelanggaran kebijakan, DLP dapat mengambil tindakan otomatis, seperti mengenkripsi data, memblokir pengiriman data, atau memberi peringatan kepada administrator. Dalam beberapa kasus, tindakan manual mungkin diperlukan, seperti meminta persetujuan dari manajer sebelum data dapat dipindahkan.

Baca Juga: Aturan Backup 3-2-1: Strategi Ampuh Cegah Kehilangan Data Total

Mengapa Data Loss Prevention Penting?

Data sensitif perusahaan merupakan salah satu aset yang paling berharga. Jika data ini jatuh ke tangan yang salah, dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar, merusak reputasi perusahaan, dan bahkan berujung pada tindakan hukum. Berikut adalah beberapa alasan mengapa DLP sangat penting:

1. Melindungi Data Pelanggan dan Perusahaan

Data pelanggan, seperti informasi pribadi, kartu kredit, dan transaksi bisnis, adalah data yang sangat bernilai. DLP memastikan data ini tetap aman dan tidak jatuh ke pihak yang tidak berwenang.

2. Mematuhi Regulasi dan Standar Keamanan

Banyak regulasi dan standar industri yang mewajibkan perusahaan untuk melindungi data sensitif. Misalnya, perusahaan yang beroperasi di bawah regulasi GDPR atau HIPAA harus menerapkan kebijakan DLP untuk memastikan kepatuhan terhadap persyaratan keamanan data.

3. Mencegah Kerugian Finansial dan Reputasi

Jika data perusahaan bocor atau dicuri, perusahaan dapat menghadapi kerugian finansial yang besar dan kehilangan kepercayaan pelanggan. DLP membantu mencegah kebocoran data yang dapat merusak reputasi dan stabilitas perusahaan.

4. Meningkatkan Keamanan Jaringan dan Infrastruktur

Dengan melindungi data sensitif, DLP juga meningkatkan keamanan jaringan dan infrastruktur perusahaan secara keseluruhan, mengurangi risiko peretasan dan ancaman internal.

Solusi Data Loss Prevention dari Cloudeka

Jika Anda ingin memastikan bahwa data sensitif perusahaan tetap aman, sistem Data Loss Prevention (DLP) adalah langkah penting untuk diimplementasikan. Di Cloudeka, kami menawarkan solusi DLP canggih yang dirancang untuk melindungi data Anda dari kebocoran atau pencurian. Pelajari lebih lanjut tentang solusi kami di Cloudeka Deka WAF dan lindungi data perusahaan Anda dengan teknologi terbaru.

Selain itu, Anda juga dapat memperkuat strategi perlindungan data dengan menggunakan Deka Vault untuk data storage yang aman dan Cloud Backup untuk menjamin ketersediaan data penting perusahaan meskipun terjadi insiden tak terduga.

Data Loss Prevention (DLP) adalah alat yang sangat penting dalam menjaga keamanan data perusahaan. Dengan berbagai jenis dan metode penerapan yang tersedia, perusahaan dapat memilih solusi yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan kombinasi DLP, Deka Vault, dan Cloud Backup, perusahaan dapat memastikan bahwa data sensitif tetap terlindungi dari kebocoran atau pencurian, sekaligus menjaga reputasi dan kestabilan finansial perusahaan.

Cloudeka adalah penyedia layanan Cloud yang berdiri sejak tahun 2011. Lahir dari perusahaan ICT ternama di tanah air, Lintasarta, menyediakan layanan Cloud baik untuk perusahaan besar maupun kecil-menengah.