Menu Close

Berita & Acara

Cloud Untuk Pemerintah: Solusi Digital yang Efisien, Aman, dan Skalabel

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Table of Contents

Dengan pesatnya perkembangan Artificial Intelligence (AI), teknologi terbaru yang semakin banyak menarik perhatian adalah Agentic LLM atau Agentic Large Language Model. Berbeda dengan model bahasa tradisional, Agentic LLM memiliki kemampuan untuk bertindak secara otonom, merencanakan, serta mengeksekusi tugas tanpa intervensi manusia. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang apa itu Agentic LLM, bagaimana cara kerjanya, perbedaannya dengan model AI tradisional, serta contoh penerapannya di dunia nyata. Kami juga akan mengeksplorasi tantangan, batasan, dan potensi integrasi Agentic LLM dengan cloud serta bisnis.

Apa Itu Agentic LLM?

Agentic LLM adalah sebuah model AI yang menggabungkan kekuatan dari large language models dengan kemampuan autonomous decision-making. Berbeda dengan model bahasa konvensional yang hanya menghasilkan teks berdasarkan input yang diterima, Agentic LLM dapat bertindak sebagai agen otonom yang dapat merencanakan dan melaksanakan serangkaian tugas dengan sedikit atau bahkan tanpa campur tangan manusia. Model ini didesain untuk mampu memahami konteks lebih dalam, mengambil keputusan, dan bertindak sesuai dengan perintah atau situasi yang diberikan.

Penerapan Agentic LLM dapat ditemukan dalam berbagai bidang seperti otomasi industri, aplikasi cloud computing, hingga layanan pelanggan canggih, di mana model ini dapat menjalankan proses yang lebih kompleks dan dinamis dibandingkan dengan model AI tradisional.

Baca Juga: 5 Perbedaan Ingress & Egress dalam Cloud Computing

Perbedaan Agentic LLM vs LLM Tradisional

Untuk lebih memahami Agentic LLM, penting untuk mengetahui perbedaan mendasar antara Agentic LLM dan LLM tradisional.

1. Otonomi dalam Pengambilan Keputusan

Salah satu perbedaan utama terletak pada otonomi pengambilan keputusan. Agentic LLM tidak hanya memberikan output berdasarkan input yang diterima, tetapi juga memiliki kapasitas untuk membuat keputusan yang lebih kompleks dan merencanakan langkah selanjutnya berdasarkan analisis data yang lebih mendalam. Sebaliknya, LLM tradisional hanya mengandalkan data yang diberikan tanpa kemampuan untuk bertindak lebih lanjut setelah menghasilkan jawaban.

2. Kemampuan Menyelesaikan Tugas yang Lebih Kompleks

Agentic LLM dirancang untuk menyelesaikan tugas-tugas yang lebih kompleks yang memerlukan pengambilan keputusan secara bertahap dan berkelanjutan. Sebagai contoh, dalam aplikasi pelayanan pelanggan, Agentic LLM dapat menangani beberapa masalah sekaligus dengan merencanakan dan melakukan serangkaian interaksi, sementara LLM tradisional hanya dapat merespons satu permintaan atau pertanyaan pada satu waktu.

3. Integrasi dengan Sistem Lain

Agentic LLM dapat diintegrasikan lebih baik dengan sistem lain yang ada dalam infrastruktur cloud atau bisnis. Model ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga dapat berinteraksi dengan aplikasi atau perangkat lain untuk melaksanakan tugas. Sebaliknya, LLM tradisional lebih terbatas pada output teks.

Cara Kerja Agentic LLM

Cara kerja Agentic LLM sangat bergantung pada kemampuannya untuk menggabungkan natural language understanding dengan algoritma reinforcement learning yang memungkinkan model ini untuk merencanakan tindakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Berikut adalah langkah-langkah dasar dalam cara kerjanya:

  • Analisis Input

Model menerima input berupa teks atau perintah yang harus diproses. Ini dapat berupa pertanyaan, permintaan tugas, atau instruksi dari pengguna.

  • Perencanaan dan Penentuan Langkah Selanjutnya

Setelah menerima input, Agentic LLM akan memprosesnya, menganalisis kemungkinan tindakan yang dapat diambil, dan memutuskan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

  • Eksekusi Tugas

Setelah merencanakan tindakan, model akan mengeksekusi tugas tersebut. Dalam beberapa kasus, ini bisa berupa interaksi dengan sistem lain, mengambil data dari sumber eksternal, atau berkomunikasi dengan manusia.

  • Evaluasi Hasil

Setelah tugas dieksekusi, model akan mengevaluasi hasilnya dan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk memastikan tugas berikutnya berhasil atau lebih efisien.

Baca Juga: Aturan Backup 3-2-1: Strategi Ampuh Cegah Kehilangan Data Total

Contoh Penggunaan Agentic LLM di Dunia Nyata

Agentic LLM telah digunakan dalam berbagai aplikasi praktis yang menunjukkan kemampuannya dalam dunia nyata. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan:

1. Otomatisasi Layanan Pelanggan

Dalam layanan pelanggan, Agentic LLM dapat digunakan untuk merencanakan dan mengeksekusi serangkaian interaksi dengan pelanggan, mengatasi masalah secara otomatis tanpa perlu melibatkan agen manusia. Model ini dapat memecahkan masalah pelanggan dengan merencanakan langkah-langkah penyelesaian masalah dan memberikan solusi yang lebih personal dan efisien.

2. Aplikasi di Cloud Computing untuk Bisnis

Perusahaan dapat menggunakan Agentic LLM untuk mengelola operasi cloud yang lebih kompleks. Misalnya, model ini dapat membantu dalam perencanaan dan manajemen infrastruktur cloud, memantau sumber daya, dan secara otomatis menyesuaikan alokasi sumber daya untuk mengoptimalkan kinerja aplikasi dan sistem.

3. Pengelolaan Proyek dan Tim Otomatis

Dalam dunia bisnis, Agentic LLM dapat digunakan untuk merencanakan proyek, mengalokasikan tugas ke tim, dan memastikan bahwa setiap langkah dalam proyek dijalankan dengan lancar. Dengan menggunakan kemampuan perencanaan dan analisis data yang dimilikinya, Agentic LLM dapat mengidentifikasi hambatan dalam proyek dan merencanakan solusi sebelum masalah berkembang.

Tantangan dan Batasan Agentic LLM

Meski memiliki potensi yang sangat besar, Agentic LLM juga menghadapi sejumlah tantangan dan batasan:

  1. Ketergantungan pada Data Berkualitas Tinggi

Seperti model AI lainnya, Agentic LLM memerlukan data yang akurat dan berkualitas tinggi agar dapat bekerja dengan efektif. Ketika data yang digunakan tidak lengkap atau buruk kualitasnya, hasil yang dihasilkan juga dapat menjadi kurang akurat.

  1. Kompleksitas dalam Integrasi dengan Sistem Eksisting

Integrasi Agentic LLM dengan sistem yang sudah ada di sebuah organisasi dapat menjadi tantangan. Hal ini terutama berlaku bagi perusahaan yang memiliki sistem yang tidak fleksibel atau kompleks.

  1. Risiko Keputusan yang Tidak Terduga

Sebagai sistem otonom, Agentic LLM dapat mengambil keputusan yang tidak selalu diinginkan atau terduga oleh penggunanya. Oleh karena itu, pemantauan dan pengawasan yang hati-hati tetap diperlukan.

Potensi Integrasi dengan Cloud dan Bisnis

Integrasi Agentic LLM dengan cloud membuka peluang baru bagi bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi. Dengan kemampuan untuk beroperasi secara otonom di dalam cloud, Agentic LLM dapat mengelola dan mengoptimalkan aplikasi bisnis, meningkatkan pengalaman pengguna, dan mengurangi biaya operasional. Perusahaan dapat memanfaatkan Agentic LLM untuk mengotomatisasi berbagai aspek operasional, dari pengelolaan sumber daya hingga pemrosesan data besar.

Baca Juga: Perbedaan Object, File, dan Block yang Wajib Diketahui

Peran GPU dan Kubernetes dalam Mendukung Agentic LLM

Agentic LLM tidak hanya membutuhkan model bahasa besar yang kuat, tetapi juga infrastruktur yang mampu mengelola alur kerja AI agents yang kompleks. Dengan GPU Cloud seperti Deka GPU, performa pemrosesan dapat ditingkatkan secara signifikan untuk inference maupun training.

Namun, untuk menjalankan Agentic AI secara end-to-end, dibutuhkan pula orchestration dan auto-scaling, yang dihadirkan oleh Kubernetes (K8S). Kombinasi Deka GPU with K8S memberikan:

  • Orchestration AI agents – setiap komponen (planner, retriever, executor) bisa dijalankan dalam container terpisah dan diatur otomatis.
  • Auto-scaling workloads – beban kerja Agentic AI yang fluktuatif bisa menyesuaikan resource GPU sesuai kebutuhan.
  • Resiliency & availability – memastikan agen tetap berjalan lancar meski trafik meningkat.
  • Eksperimen paralel – mendukung sandboxing berbagai skenario reasoning Agentic LLM secara efisien.

Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat mengoptimalkan potensi Agentic LLM untuk otomasi proses, pengambilan keputusan real-time, hingga integrasi dengan sistem cloud yang lebih luas.

Keunggulan GPU Lokal untuk Agentic LLM

Agentic LLM membutuhkan GPU bertenaga seperti NVIDIA H100 atau L40S. Cloudeka menghadirkan performa ini melalui Deka GPU yang ditempatkan di data center Indonesia. Dengan infrastruktur lokal, perusahaan mendapatkan latensi rendah, kepatuhan regulasi data, serta efisiensi biaya dibandingkan solusi internasional.

Deka GPU with K8S: Solusi End-to-End untuk Agentic LLM

Menjalankan Agentic LLM yang kompleks bukan sekadar butuh model AI canggih, tapi juga infrastruktur yang sanggup menopang performa tinggi sekaligus fleksibel. Di sinilah Deka GPU with K8S dari Cloudeka hadir sebagai solusi.

Kombinasi GPU berperforma tinggi dengan container orchestration Kubernetes memungkinkan AI agents dijalankan:

  • Lebih cepat dengan auto-scaling yang menyesuaikan kebutuhan secara real-time.
  • Lebih andal berkat resiliency tinggi, memastikan layanan tetap stabil meski trafik melonjak.
  • Lebih inovatif dengan dukungan eksperimen paralel untuk berbagai skenario agentic reasoning dan autonomous task execution.

Jangan biarkan keterbatasan infrastruktur menghambat inovasi AI Anda. Dengan Deka GPU with K8S, perusahaan dapat mempercepat otomasi, meningkatkan efisiensi, dan mengamankan keunggulan kompetitif di era Agentic AI. Mulai jelajahi keunggulan Deka GPU sekarang: Deka GPU.

Cloudeka adalah penyedia layanan Cloud yang berdiri sejak tahun 2011. Lahir dari perusahaan ICT ternama di tanah air, Lintasarta, menyediakan layanan Cloud baik untuk perusahaan besar maupun kecil-menengah.