Menu Close

Berita & Acara

12 Jenis Malware Berbahaya dan Cara Mengatasinya

12 Jenis Malware Berbahaya dan Cara Mengatasinya
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Table of Contents

Di era digital-first seperti sekarang, keamanan siber bukan lagi sekadar isu teknis, melainkan kebutuhan mendesak. Setiap perangkat yang terhubung ke internet, baik milik individu maupun perusahaan, kini menjadi target empuk bagi serangan siber. Salah satu bentuk serangan yang paling umum dan berbahaya adalah malware.

Dengan meningkatnya adopsi cloud computing, kerja jarak jauh, dan penggunaan perangkat pintar, distribusi malware menjadi semakin luas dan canggih. Artikel ini akan mengulas apa itu malware, bagaimana cara kerjanya, 12 jenis yang paling berbahaya, hingga langkah pencegahannya.

Apa Itu Malware dan Cara Kerjanya

Malware adalah singkatan dari malicious software, yaitu perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk merusak, mencuri, atau mengganggu sistem komputer, jaringan, atau data pengguna. Berbeda dengan virus biologis, malware dapat menyebar secara digital dan menginfeksi sistem dalam hitungan detik.

Jenis-jenis malware bisa menyerang sistem operasi, aplikasi, atau bahkan firmware. Mereka bekerja diam-diam atau terang-terangan, tergantung tujuan pembuatnya, mulai dari mencuri informasi hingga mengambil kendali penuh atas perangkat korban.

Baca Juga: Penting! 6 Manfaat Cloud Disaster Recovery Bagi Bisnis

Bagaimana Cara Kerja Malware Sampai Bisa Menyerang

Pada dasarnya, malware bekerja dengan mengeksploitasi celah keamanan pada perangkat lunak, sistem operasi, atau perilaku pengguna yang lalai. Berikut adalah beberapa cara umum bagaimana malware bisa menyerang:

  • Melalui email dan lampiran: Malware sering dikirim melalui phishing email yang berisi tautan atau lampiran mencurigakan.
  • Mengunduh perangkat lunak bajakan: Banyak malware disisipkan dalam software ilegal atau gratisan yang diunduh dari sumber tidak terpercaya.
  • Situs web berbahaya: Beberapa situs mengandung skrip otomatis yang akan mengunduh malware ke perangkat pengguna.
  • USB dan perangkat eksternal: Media fisik seperti flashdisk bisa menjadi perantara penyebaran malware.

Dengan kata lain, ya, malware sangat bisa disebarkan melalui media digital — baik media fisik (seperti USB) maupun media daring seperti email dan website.

Jenis Malware Paling Berbahaya Saat Ini

Seiring meningkatnya ketergantungan manusia terhadap perangkat digital, berbagai jenis malware pun berkembang semakin kompleks dan sulit dideteksi. Berikut ini adalah 12 jenis malware yang tergolong paling berbahaya dan perlu diwaspadai, lengkap dengan karakteristik, cara kerja, serta contoh kasus riil di dunia nyata:

1. Virus

Virus adalah jenis malware klasik yang menyisipkan dirinya ke dalam file atau program lain dan aktif ketika file tersebut dijalankan. Ia mereplikasi dirinya dan menyebar ke file atau sistem lain yang terhubung. Biasanya digunakan untuk merusak data, menghapus file penting, atau membuat sistem menjadi crash.

Contoh virusnya adalah CIH/Chernobyl. Virus berbahaya dari akhir 90-an yang mampu merusak BIOS komputer dan menghancurkan sistem operasi secara permanen. Kerugian yang disebabkan berupa kerusakan permanen pada sistem operasi, kehilangan data, dan memperlambat kinerja perangkat.

2. Worm

Berbeda dari virus, worm tidak memerlukan file induk untuk menyebar. Ia mampu menduplikasi dirinya dan menyebar secara otomatis melalui jaringan, seperti email, file sharing, atau remote desktop.

Contoh nya seperti ILOVEYOU Worm (2000), menyebar lewat email dan menyebabkan kerugian hingga miliaran dolar secara global hanya dalam hitungan hari. Kerugian yang disebabkan adalah membebani jaringan secara masif, memperlambat sistem, dan membuka celah untuk malware lain masuk.

3. Trojan Horse

Disebut trojan karena menyerupai aplikasi sah yang sebenarnya adalah jebakan. Setelah diinstal pengguna tanpa sadar, trojan akan membuka backdoor ke sistem pengguna, memungkinkan hacker mengakses dan mencuri informasi atau mengambil alih sistem.

Contoh Trojan Horse nya adalah Emotet, awalnya hanya trojan pencuri data perbankan, tapi kemudian berkembang menjadi platform malware-as-a-service. Kerugian yang disebabkan berupa pootensi kebocoran data sensitif dan kontrol penuh atas perangkat bisa diambil alih secara diam-diam.

4. Ransomware

Ransomware mengenkripsi file korban dan meminta tebusan (ransom) dalam bentuk cryptocurrency agar file tersebut bisa dipulihkan. Serangan ini biasanya menargetkan perusahaan, rumah sakit, hingga institusi pemerintahan.

Contohnya adalah WannaCry (2017), menyerang lebih dari 200.000 komputer di 150 negara, menimbulkan kerugian lebih dari USD 4 miliar. Kerugian yang disebabkan berupa operasional bisa lumpuh total; jika data tidak dibackup, satu-satunya pilihan hanyalah membayar tebusan.

5. Spyware

Spyware dirancang untuk memata-matai aktivitas pengguna dan mengirimkan data secara diam-diam ke pihak ketiga. Ia dapat merekam kebiasaan browsing, informasi login, hingga data keuangan.

Contoh CoolWebSearch, yang diam-diam mengubah pengaturan browser dan mengarahkan pengguna ke situs tertentu untuk monetisasi. Kerugian yang ditimbulkan berupa pelanggaran privasi, pencurian identitas, dan manipulasi aktivitas pengguna tanpa izin.

Baca Juga: Apa Itu API? Fungsi, Jenis, dan Peran Pentingnya dalam Cloud

6. Adware

Adware adalah jenis malware yang menampilkan iklan secara agresif di perangkat korban. Meskipun tidak selalu bersifat merusak, banyak adware yang melacak kebiasaan pengguna dan menyedot bandwidth serta memori perangkat.

Contoh yang sering terjadi adalah Fireball, adware dari Tiongkok yang mampu mengambil alih browser dan melakukan pelacakan data pengguna skala besar. Kerugian yang ditimbulkan berupa menurunkan kinerja perangkat, mengganggu kenyamanan pengguna, dan berpotensi menjadi pintu masuk bagi malware lain.

7. Rootkit

Rootkit adalah perangkat lunak tersembunyi yang memberikan akses administratif (root-level) ke penyerang tanpa sepengetahuan pengguna. Ia dapat menyembunyikan jejak malware lain dan sangat sulit dihapus tanpa memformat ulang perangkat.

Contohnya adalah Sony BMG Rootkit Scandal (2005), di mana sebuah CD audio menanamkan rootkit di komputer pengguna sebagai bagian dari proteksi anti-pembajakan. Kerugian yang disebabkan adalah memberikan hacker kontrol penuh atas sistem tanpa terlihat oleh antivirus.

8. Keylogger

Keylogger merekam setiap penekanan tombol yang dilakukan pengguna, termasuk password, pesan pribadi, dan informasi sensitif lainnya. Ia biasanya digunakan dalam cyber espionage dan pencurian data.

Contohnya adalah Olympic Vision, alat keylogging yang digunakan dalam serangan state-sponsored untuk memata-matai jurnalis dan diplomat. Kerugian yang disebabkan adalah kehilangan data rahasia, potensi penyalahgunaan informasi pribadi dan akun penting.

9. Botnet

Botnet adalah jaringan komputer yang telah terinfeksi malware dan dikendalikan secara terpusat oleh seorang hacker (botmaster). Botnet sering digunakan untuk serangan Distributed Denial of Service (DDoS), spam massal, dan aktivitas ilegal lainnya.

Contohnya adalah Mirai Botnet, yang menginfeksi perangkat IoT dan melumpuhkan layanan besar seperti Netflix, Twitter, dan GitHub. Kerugian yang disebabkan dapat membuat perangkat menjadi bagian dari serangan global tanpa disadari, serta mengkonsumsi sumber daya jaringan.

10. Fileless Malware

Sesuai namanya, fileless malware tidak menyimpan file fisik di disk, melainkan langsung berjalan di memori (RAM). Ini membuatnya sangat sulit dideteksi oleh antivirus tradisional.

Contohnya adalah PowerShell-based attacks yang memanfaatkan perintah internal sistem operasi untuk menjalankan skrip berbahaya. Kerugian adalah hampir tidak terdeteksi, sangat efektif untuk pencurian data dan spionase tingkat tinggi.

11. Mobile Malware

Dibuat khusus untuk menyerang sistem operasi mobile seperti Android dan iOS. Umumnya disamarkan sebagai aplikasi gratis, game, atau alat produktivitas yang sebenarnya adalah jebakan.

Contoh umum yang terjadi adalah Joker malware, yang berhasil menembus Google Play Store dan mencuri data serta mendaftarkan pengguna ke layanan premium tanpa izin. Kerugian yang diciptakan berupa kehilangan data, konsumsi pulsa atau saldo tak terduga, serta kerentanan sistem keamanan mobile.

12. Cryptojacker

Cryptojacker menggunakan perangkat korban untuk menambang cryptocurrency seperti Monero tanpa izin. Proses ini menguras CPU dan RAM secara intensif, sehingga mempercepat kerusakan perangkat keras.

Contohnya adalah situs-situs populer yang pernah dibobol untuk menyisipkan script Coinhive, menambang crypto di browser pengunjung tanpa sepengetahuan mereka. Kerugian yang ditimbulkan berupa kinerja komputer sangat menurun, tagihan listrik meningkat, dan risiko kerusakan hardware jangka panjang.

Baca Juga: Apa Itu Data Governance? Panduan Lengkap untuk Cloud Environment

Cara Mencegah Malware

Mencegah lebih baik daripada mengobati, dan hal ini sangat relevan dalam dunia keamanan siber. Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan:

  • Gunakan antivirus terpercaya: Pastikan selalu aktif dan diperbarui.
  • Update sistem dan aplikasi: Patch keamanan penting untuk menutup celah.
  • Waspadai email mencurigakan: Jangan asal klik tautan atau unduh lampiran.
  • Hindari situs dan aplikasi ilegal: Termasuk software bajakan dan torrent.
  • Aktifkan firewall: Mencegah akses tak diinginkan dari jaringan luar.
  • Gunakan otentikasi dua faktor: Terutama untuk akun penting.
  • Edukasi pengguna internal: Kesadaran karyawan sering jadi pertahanan pertama.

Solusi Cloudeka untuk Keamanan dari Malware

Menghadapi ancaman malware yang semakin kompleks, dibutuhkan solusi keamanan tingkat lanjut. Sebagai bagian dari Lintasarta, Cloudeka berkolaborasi dengan SQUARA (solusi cybersecurity dari Lintasarta) untuk menghadirkan Next Generation Firewall (NGFW) — sistem yang dirancang untuk memblokir malware sebelum mencapai sistem Anda.

Dengan fitur seperti:

  • Deep Packet Inspection (DPI): Menyaring konten dalam setiap paket data.
  • Intrusion Prevention System (IPS): Mendeteksi dan mencegah ancaman siber secara real-time.
  • Advanced Threat Intelligence: Database ancaman yang selalu diperbarui untuk mendeteksi malware terkini.

Solusi ini cocok bagi perusahaan yang ingin memastikan sistem IT-nya tetap terlindungi dari berbagai serangan siber.

Untuk Anda yang membutuhkan sistem keamanan jaringan dan perlindungan menyeluruh terhadap malware, ransomware, dan berbagai jenis serangan siber lainnya, Cloudeka—melalui kolaborasi dengan SQUARA—menghadirkan solusi Next Generation Firewall (NGFW) berbasis cloud. Dengan teknologi ini, Anda bisa tenang: jaringan, data, dan bisnis Anda siap terlindungi dari ancaman digital.

Cloudeka adalah penyedia layanan Cloud yang berdiri sejak tahun 2011. Lahir dari perusahaan ICT ternama di tanah air, Lintasarta, menyediakan layanan Cloud baik untuk perusahaan besar maupun kecil-menengah.