Menu Close

Berita & Acara

5 Manfaat Server Failover! Solusi Terbaik Cegah Downtime Website

Server Failover
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Table of Contents

Pernah mengalami website error saat traffic tinggi atau saat momen penting? Atau sistem aplikasi kantor tiba-tiba mati padahal deadline mepet? Itu bisa jadi karena tidak ada sistem failover yang melindungi server utama. Di era digital, downtime bukan sekadar gangguan teknis, namun dapat membuat kerugian baik dari segi finansial maupun reputasi. Maka dari itu, Anda membutuhkan solusi yang tangguh, salah satunya: Server Failover.

Yuk kenali apa itu Server Failover, cara kerjanya, serta 5 manfaat utama yang bisa menyelamatkan bisnis digital Anda dari kerugian tak terduga!

Apa Itu Server Failover

Server Failover adalah sistem cadangan otomatis yang langsung aktif ketika server utama mengalami gangguan atau mati total. Dalam dunia IT, ini seperti punya “asuransi” untuk server—saat satu mati, yang lain langsung ambil alih tanpa membuat pengguna sadar ada masalah.

Server Failover biasanya bekerja secara real-time. Ketika sistem mendeteksi adanya kegagalan pada server aktif, maka lalu lintas data secara otomatis dialihkan ke server cadangan atau standby server.

Kenapa Harus Menggunakan Server Failover

Dalam era digital yang serba cepat dan sangat bergantung pada akses informasi secara real-time, menjaga ketersediaan sistem dan layanan online menjadi prioritas utama bagi setiap organisasi. Gangguan sekecil apapun pada server dapat berdampak besar terhadap reputasi, kepercayaan pelanggan, dan bahkan stabilitas keuangan perusahaan.

Untuk menghindari potensi kerugian akibat gangguan server, penerapan Server Failover menjadi langkah strategis yang sangat dianjurkan. Sistem ini memungkinkan proses pemulihan instan dan otomatis ketika terjadi kegagalan server, sehingga aktivitas bisnis dapat terus berjalan tanpa hambatan berarti.

Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa server failover menjadi solusi penting dalam menjaga kontinuitas pelayanan.

Baca Juga: Pengaruh Cdn dan SEO untuk Meningkatkan Rank Di Google

  • Downtime Berisiko Menyebabkan Kerugian Finansial dan Reputasi

Setiap menit layanan tidak tersedia dapat berarti kehilangan pendapatan dan hilangnya kepercayaan pelanggan. Dalam beberapa sektor seperti e-commerce, fintech, atau layanan digital berbasis langganan, gangguan sistem selama beberapa menit saja dapat mengakibatkan kerugian yang signifikan. Server failover mengurangi risiko ini dengan memastikan transisi layanan yang mulus ke server cadangan ketika terjadi kegagalan pada server utama.

  • Konsumen Mengharapkan Ketersediaan Layanan 24/7

Di zaman sekarang, pelanggan tidak lagi terikat oleh jam operasional tradisional. Mereka mengakses layanan kapan saja, baik itu tengah malam, akhir pekan, maupun hari libur. Kegagalan menyediakan layanan secara konsisten akan berpengaruh langsung terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan. Server failover membantu memastikan bahwa layanan tetap aktif dan dapat diakses setiap saat, tanpa gangguan yang berarti.

  • Ancaman Teknis dan Siber Semakin Kompleks dan Tak Terduga

Kerusakan perangkat keras, kesalahan konfigurasi, pembaruan sistem yang gagal, hingga serangan siber seperti DDoS adalah ancaman nyata yang semakin umum terjadi. Dengan adanya sistem failover, organisasi dapat memitigasi dampak dari kejadian-kejadian ini, karena server cadangan akan segera mengambil alih peran operasional tanpa perlu intervensi manual, sehingga menghindari downtime yang berkepanjangan.

  • Memenuhi Standar Layanan (SLA) dan Tuntutan Profesionalisme

Banyak organisasi, terutama yang beroperasi dalam model Business-to-Business (B2B), terikat pada Service Level Agreement (SLA) yang menuntut uptime tinggi, misalnya 99,9% atau lebih. Tanpa sistem failover yang baik, mencapai angka tersebut akan sangat sulit, dan jika gagal, dapat berujung pada penalti kontrak atau hilangnya kepercayaan dari mitra bisnis. Implementasi server failover membantu perusahaan menjaga komitmen SLA dan menunjukkan keseriusan dalam menjamin kualitas layanan.

Cara Kerja Server Failover

Server Failover merupakan sistem otomatis yang dirancang untuk memastikan kelangsungan layanan digital dengan melakukan pengalihan fungsi operasional dari server utama ke server cadangan apabila terjadi gangguan. Mekanisme ini bekerja melalui serangkaian proses teknis yang terkoordinasi secara real-time untuk meminimalkan gangguan layanan. Adapun tahapan utama dalam cara kerja sistem failover bisa di simak ulasannya dibawah ini!

  • Monitoring Berkelanjutan terhadap Server Utama

Langkah pertama dalam sistem failover adalah aktivitas pemantauan secara terus-menerus terhadap kinerja dan status server utama. Proses ini biasanya dilakukan melalui protokol komunikasi seperti Internet Control Message Protocol (ICMP) untuk melakukan ping, atau melalui protokol khusus yang dapat mengukur respons server terhadap permintaan data.

Sistem monitoring ini bertugas untuk mendeteksi berbagai indikator kegagalan seperti keterlambatan respons, hilangnya konektivitas, hingga overcapacity. Pemantauan yang akurat dan cepat menjadi kunci agar sistem dapat merespons gangguan sebelum berdampak luas terhadap pengguna akhir.

Baca Juga: Apa Itu Private Cloud? Pengertian, Fungsi, dan Keunggulannya

  • Deteksi Gangguan dan Aktivasi Proses Failover

Ketika sistem monitoring mendeteksi adanya anomali yang memenuhi kriteria kegagalan seperti server tidak merespons permintaan dalam waktu tertentu, atau terindikasi crash secara teknis, maka proses failover akan segera diaktifkan secara otomatis.

Deteksi ini umumnya dilakukan dengan ambang batas (threshold) yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagai contoh, apabila server tidak memberikan respons dalam waktu 3 detik berturut-turut, sistem akan menganggap server gagal dan segera menjalankan prosedur pengalihan.

  • Pengalihan Otomatis ke Server Cadangan

Tahap berikutnya adalah pengalihan lalu lintas dan beban operasional dari server utama yang bermasalah ke server cadangan (standby server). Server cadangan ini telah dikonfigurasi sebelumnya untuk memiliki salinan data dan konfigurasi yang identik (atau sinkron) dengan server utama, baik secara penuh (mirroring) maupun sebagian (replication).

Proses switching ini dilakukan tanpa intervensi manual dan berlangsung dalam waktu yang sangat singkat agar pengguna tidak merasakan gangguan. Dalam sistem arsitektur yang lebih kompleks, pengalihan ini juga melibatkan perubahan rute DNS, penyesuaian load balancer, dan validasi integritas data.

  • Pemulihan dan Proses Failback ke Server Utama

Setelah gangguan pada server utama berhasil diatasi dan sistem dinyatakan stabil kembali, maka sistem dapat melakukan failback atau pengembalian beban layanan dari server cadangan ke server utama. Proses ini dapat dilakukan secara otomatis maupun manual, tergantung pada konfigurasi sistem yang digunakan.

Failback harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menyebabkan konflik data atau terputusnya sesi pengguna yang sedang aktif. Oleh karena itu, pada tahap ini seringkali dilakukan synchronization ulang untuk memastikan bahwa semua data dan konfigurasi telah sesuai antara kedua server sebelum proses pengembalian dilakukan.

  • Peran Load Balancer dalam Menunjang Failover

Untuk mendukung efektivitas sistem failover, biasanya digunakan teknologi tambahan berupa Load Balancer, yaitu komponen yang bertugas mendistribusikan beban lalu lintas secara merata di antara beberapa server aktif.

Load Balancer tidak hanya memastikan server tidak bekerja secara berlebihan, tetapi juga berfungsi sebagai pengatur lalu lintas utama dalam proses pengalihan (failover) dan pemulihan (failback). Dengan pengaturan yang tepat, sistem ini akan memilih server yang paling sehat untuk menangani permintaan pengguna dan menjaga performa layanan tetap optimal.

Apa Manfaat dari Server Failover

Berikut 5 manfaat besar yang bisa Anda dapatkan saat menggunakan Server Failover:

1. Minimalkan Downtime Otomatis

Tidak perlu panik saat server utama bermasalah. Dengan failover, pengalihan dilakukan otomatis dan cepat, tanpa perlu intervensi manual. Ini menghemat waktu tim IT dan memastikan layanan tetap berjalan.

2. Jaga Reputasi Bisnis

Customer kecewa saat website tidak bisa diakses. Sistem failover membantu menjaga kepercayaan pelanggan dan mencegah ulasan buruk yang muncul karena masalah teknis.

3. Tingkatkan Keamanan Sistem

Banyak sistem failover juga sekaligus memonitor ancaman keamanan dan bisa melakukan isolasi server saat terjadi serangan. Cocok untuk bisnis yang mengelola data sensitif.

4. Efisiensi Operasional

Anda tidak perlu standby terus menerus memantau server karena semua proses dilakukan otomatis. Tim IT bisa lebih fokus ke pengembangan, bukan hanya pemeliharaan.

5. Fleksibel dan Scalable

Mudah ditambahkan ke sistem existing dan bisa diskalakan sesuai dengan traffic dan kebutuhan bisnis. Cocok untuk startup hingga enterprise.

Baca Juga: Apa Itu Public Cloud? Pengertian, Fungsi, dan Keunggulannya

Apakah Ada Contoh Server Failover?

Contoh implementasi Server Failover bisa ditemukan di banyak perusahaan besar:

  • E-commerce seperti Tokopedia dan Shopee memakai sistem failover untuk menjaga transaksi tetap lancar saat traffic tinggi.
  • Perbankan dan Fintech seperti Jenius atau Dana menggunakan server cadangan agar nasabah tetap bisa akses akun meski server utama down.
  • Startup digital dengan API terbuka juga memakai failover untuk menghindari crash akibat overload pengguna.

Untuk kebutuhan di Indonesia, Anda bisa gunakan produk dari Cloudeka, seperti Deka Loud Balancer yang menyediakan sistem failover sekaligus load balancing dengan infrastruktur lokal dan cepat.

Failover vs Failback: Apa Bedanya?

Dalam sistem infrastruktur IT modern, dua istilah ini sering disebut bersamaan, tapi sebenarnya punya peran yang berbeda dan sama-sama krusial. Yuk kita bedah satu per satu!

  • Apa itu Failover?

Failover adalah proses otomatis di mana sistem secara cepat mengalihkan fungsi atau layanan dari server utama ke server cadangan saat terjadi gangguan, error, atau kerusakan.

Coba bayangkan Anda sedang menjalankan website jualan online, dan tiba-tiba server utama mengalami crash karena lonjakan trafik atau serangan. Nah, sebelum pelanggan menyadari bahwa situs Anda down, sistem failover langsung bekerja—mengalihkan semua trafik dan proses ke server cadangan (standby server) yang sudah siap digunakan. Hasilnya? Pengunjung tetap bisa mengakses situs Anda tanpa gangguan berarti.

Failover ini bekerja real-time dan otomatis. Tanpa perlu klik tombol apapun. Itulah kenapa sistem ini sangat penting untuk jaga uptime 24/7.

  • Apa itu Failback?

Kalau failover adalah “penyelamat darurat”, maka failback adalah proses “pemulangan ke rumah”. Artinya, ketika server utama yang sebelumnya error sudah normal kembali, sistem akan mengembalikan tugas layanan dari server cadangan ke server utama.

Proses ini bisa dilakukan otomatis maupun manual—tergantung pengaturan yang dipakai. Tapi tujuannya sama: memastikan server utama kembali jadi pusat operasional, sementara server cadangan bisa disiapkan kembali untuk kondisi darurat berikutnya.

Failback penting karena biasanya server utama punya performa dan konfigurasi paling optimal untuk operasional harian. Jadi, failback bukan sekadar formalitas, tapi bagian dari perencanaan jangka panjang agar performa tetap maksimal.

Salah satu solusi server failover andal di Indonesia adalah Deka Load Balancer dari Cloudeka. Produk ini tidak hanya menyediakan sistem failover, tapi juga fitur load balancing untuk mendistribusikan beban kerja secara merata. Beberapa keunggulannya:

  • Uptime maksimal dengan sistem redundant server aktif-pasif
  • Support lokal dari data center Indonesia
  • Integrasi mudah dengan sistem web dan cloud
  • Harga kompetitif untuk skala bisnis dari startup hingga enterprise

Untuk info lebih lengkap, cek di sini ya! https://www.cloudeka.id/id/produk/load-balancer-server/ 

Demikian pembahasan mengenai 5 manfaat utama dari server failover. Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam mengantisipasi gangguan website, khususnya di saat-saat kritis.

Cloudeka adalah penyedia layanan Cloud yang berdiri sejak tahun 2011. Lahir dari perusahaan ICT ternama di tanah air, Lintasarta, menyediakan layanan Cloud baik untuk perusahaan besar maupun kecil-menengah.