Menu Close

Berita & Acara

Cloud AI vs AI Tradisional: Apa Bedanya dan Mana yang Lebih Efisien?

Cloud AI
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Table of Contents

Di era serba digital seperti saat ini, istilah Artificial Intelligence (AI) alias kecerdasan buatan sudah semakin sering bermunculan di mana-mana. Mulai dari sosial media, dunia kerja, sampai obrolan santai di warung kopi. Tapi, satu hal yang tidak banyak orang tahu, yaitu AI sekarang telah berevolusi. Bukan hanya software pintar di komputer, tapi telah bertransformasi menjadi Cloud AI. Versi AI yang bisa diakses dari mana saja, kapan saja, dan jauh lebih efisien dari sebelumnya.

Cloud AI adalah titik temu antara kecerdasan buatan dan teknologi cloud computing. Kombinasi dua kekuatan ini bikin AI bukan lagi hak istimewa perusahaan besar. Siapa pun, bahkan tim kecil sekalipun, bisa punya akses ke kemampuan super canggih seperti analisis data otomatis, pengenalan gambar, sampai prediksi tren hanya bermodalkan koneksi internet dan sedikit kreativitas.

Artikel kali ini akan membahas tentang perbedaan Cloud AI vs AI tradisional. Maka dari itu, mari simak ulasannya dibawah ini!

Apa Itu Cloud AI?

Cloud AI adalah gabungan antara teknologi Artificial Intelligence (AI) dengan kekuatan komputasi cloud. Dalam konsep ini, proses pelatihan dan eksekusi AI tidak lagi dilakukan secara lokal (misalnya di laptop atau server internal), tapi dijalankan melalui infrastruktur cloud milik penyedia layanan seperti Google Cloud, AWS, Azure, dan Cloudeka.

Artinya, semua pemrosesan data, training model, hingga deployment model AI dilakukan di pusat data jarak jauh, yang bisa diakses kapan saja dan dari mana saja. Konsep ini memudahkan tim teknologi untuk membangun dan menjalankan AI dengan efisien tanpa harus investasi besar di perangkat keras mahal.

Baca Juga: Apa Itu GPU Rendering? Pengertian, Fungsi, dan Bedanya dengan CPU

Pengertian Dasar Cloud AI

Secara teknis, Cloud AI adalah ekosistem yang memungkinkan siapa pun untuk membangun, melatih, dan menjalankan model kecerdasan buatan melalui infrastruktur cloud tanpa perlu memiliki perangkat keras canggih sendiri. Hal ini membuka akses yang lebih luas ke teknologi AI bagi kalangan yang sebelumnya tidak mampu secara teknis maupun finansial. Lantas, bagaimana cara kerja sistem ini secara teknis? Nah, Cloud AI biasanya dibangun dari tiga komponen utama. Berikut adalah ulasannya yang dapat Anda simak!

  • Cloud Infrastructure

Ini merupakan tulang punggung dari Cloud AI. Ibaratnya seperti “pabrik” tempat semua proses AI dijalankan. Di sini, kita bicara soal data center raksasa yang penuh dengan GPU dan TPU super kuat yang jauh lebih kencang dari laptop atau PC biasa.

Cloud infrastructure ini tidak hanya menyediakan tenaga komputasi, tapi juga:

    • Skalabilitas otomatis (butuh 10x speed? tinggal klik)
    • Backup data dan disaster recovery
    • Keamanan data terenkripsi
    • Koneksi cepat antar server dan database

Intinya, Anda tidak perlu membeli hardware mahal sendiri. Semua disediakan “as a service” oleh provider seperti AWS, Google Cloud, Azure, dan Cloudeka.

  • AI Platform & Services

Ini bagian yang bikin AI dapat dipakai tanpa harus melakukan coding dari nol. Platform seperti:

    • Google Vertex AI
    • AWS SageMaker
    • Cloudeka Deka GPU
    • Atau tools open-source seperti TensorFlow, PyTorch, dan AutoML

Semua tools tersebut sudah disediakan dan siap pakai. Di dalamnya juga sudah ada:

    • Template model AI (misal: image classification, sentiment analysis, text generation)
    • Workflow otomatis (upload data → training → evaluasi → deploy)
    • Alat monitoring performa & akurasi model
    • Fitur auto-scaling dan auto-tuning model 

Jadi, kalau Anda developer, data scientist, atau bahkan pebisnis non-teknis, Anda bisa langsung eksplor AI tanpa harus jadi expert AI terlebih dahulu.

  • API & SDK Integration

Setelah model AI selesai dibuat, Anda tidak perlu khawatir tentang implementasinya. Semua model dapat diakses melalui Application Programming Interface (API) atau Software Development Kit (SDK). Contoh nyata yang dapat Anda jadikan acuan dapat dilihat di bawah ini!

    • Model AI Anda bisa langsung dipasang di aplikasi mobile (menggunakan SDK)
    • Bisa diintegrasikan ke website atau chatbot (pakai REST API)
    • Atau bisa juga dipakai sebagai backend service (misalnya untuk rekomendasi produk di e-commerce)

Artinya, AI bisa langsung di-“plug and play” ke sistem apa pun tanpa butuh waktu development lama.

Baca Juga: Apa Itu Fraud Detection? Definisi, Cara kerja dan Manfaatnya

Apa yang Membedakan AI Sekarang dengan Cloud AI?

Sekarang, setelah Anda memahami apa itu cloud AI, berikut adalah perbedaan antara AI tradisional dengan cloud AI. Yuk, simak ulasannya di bawah ini!

  • AI Tradisional

AI tradisional biasanya dijalankan di komputer lokal atau server milik pribadi, yang artinya semua proses komputasi bergantung pada perangkat yang kita miliki. Untuk menjalankannya, dibutuhkan tenaga ahli yang paham betul cara setup hardware dan maintenance-nya, mulai dari instalasi sistem sampai perawatan rutin.

Masalah skalabilitas jadi tantangan besar, karena kalau butuh performa lebih tinggi, satu-satunya jalan adalah beli mesin baru dan itu tidak murah. Waktu pelatihan model (training) juga cenderung lama karena keterbatasan kapasitas komputasi yang dimiliki secara lokal.

  • Cloud AI

Berbeda dengan tradisional, Cloud AI dijalankan di cloud server berskala besar yang punya performa jauh lebih tinggi dan stabil. Pengguna bisa langsung memanfaatkan teknologi AI tanpa perlu repot setting atau instalasi rumit; semuanya sudah disediakan di platform cloud.

Kalau butuh performa lebih besar, sistem cloud bisa diskalakan secara instan yang mana tinggal upgrade paket atau klik beberapa tombol, dan selesai. Selain itu, Cloud AI juga bisa diintegrasikan secara seamless ke berbagai pipeline digital seperti aplikasi web, mobile, bahkan perangkat IoT, bikin proses lebih efisien dari hulu ke hilir.

Bagaimana Cara Kerja Cloud AI?

Mungkin banyak diantara Anda yang penasaran, bagaimana sebenarnya cara kerja Cloud AI? Apakah konsepnya serupa dengan AI tradisional, atau justru lebih “next level”? Pada kesempatan kali ini, pembahasan akan sedikit mengulas mengenai mekanisme kerja Cloud AI. Mari simak ulasannya di bawah ini.

  • Data Upload

Langkah pertama dimulai dengan pengumpulan dan pengunggahan data mentah ke cloud storage. Data ini dapat berupa berbagai bentuk, seperti teks artikel, gambar produk, video promosi, hingga rekaman suara pengguna. Dalam dunia AI, kualitas dan kuantitas data memiliki peranan yang sangat penting.

Dengan menggunakan Cloud AI, Anda tidak perlu lagi repot memikirkan penyimpanan lokal. Semua data dapat langsung diunggah ke platform cloud yang aman, terenkripsi, dan dapat diakses kapan saja untuk proses selanjutnya. Sistem cloud juga umumnya telah terintegrasi dengan pipeline data lainnya, sehingga proses ini dapat berjalan otomatis tanpa memerlukan campur tangan manual yang terus-menerus.

  • Model Training atau Inference

Setelah data berhasil diunggah, langkah selanjutnya adalah melatih model (training) atau langsung menjalankan model yang sudah ada (inference). Di sinilah kekuatan cloud benar-benar terasa. Jika Anda membangun model dari awal, seluruh proses training akan dilakukan menggunakan GPU atau TPU milik penyedia cloud, yang memiliki performa jauh lebih tinggi dibandingkan dengan komputer biasa. Proses yang biasanya memakan waktu berhari-hari di laptop lokal, dapat dipercepat menjadi hanya hitungan jam.

Namun, jika Anda hanya membutuhkan model yang sudah jadi, Anda bisa langsung menggunakan model pre-trained dan menjalankan proses inference, yaitu menghasilkan output berdasarkan input pengguna. Proses ini jauh lebih ringan dan cepat karena yang diperlukan hanya untuk “menggunakan,” bukan “melatih” model lagi.

  • Deployment & Integrasi

Setelah model selesai dilatih atau siap digunakan, langkah berikutnya adalah deployment, yaitu menyebarkan model tersebut ke dalam format yang dapat diakses publik. Biasanya, model akan disediakan dalam bentuk API endpoint yang dapat langsung dihubungkan ke berbagai sistem seperti aplikasi mobile, situs web, dashboard internal, bahkan chatbot.

Dengan adanya API ini, AI Anda tidak hanya berfungsi di backend, tetapi juga dapat langsung berinteraksi dengan end-user dalam hitungan detik. Proses integrasinya pun sangat mudah, karena platform cloud biasanya telah menyediakan dokumentasi dan alat pendukung yang lengkap, bahkan untuk tim yang tidak memiliki latar belakang teknis.

  • Monitoring & Scaling

Setelah model aktif, bukan berarti tugas selesai. Justru, inilah saatnya fitur monitoring dan scaling dari Cloud AI menunjukkan keunggulannya. Platform cloud umumnya menyediakan dashboard monitoring yang memungkinkan Anda untuk memantau performa model secara real-time, mulai dari kecepatan respons, tingkat akurasi, hingga beban pemakaian server.

Jika tiba-tiba jumlah pengguna membludak atau workload meningkat drastis, sistem akan secara otomatis melakukan auto-scale. Ini berarti kapasitas server akan disesuaikan secara otomatis untuk menghindari lag, tanpa perlu pengaturan manual. Fitur ini menjadikan Cloud AI jauh lebih unggul dibandingkan dengan AI tradisional yang rentan mengalami lagging saat trafik mendadak meningkat.

Baca Juga: Best Database as a Service Solution 2025 | DBaaS Provider

Apa Kelebihan Cloud AI dibanding AI Tradisional?

Setelah Anda memahami cara kerja Cloud AI, berikut ini adalah pembahasan mengenai kelebihan Cloud AI dibandingkan dengan AI tradisional. Maka dari itu, yuk simak ulasannya di bawah ini!

  • Hemat Biaya Awal

Jika Anda membangun AI secara tradisional, biaya awalnya bisa sangat membebani. Membeli GPU seharga puluhan hingga ratusan juta, merakit server, menginstal perangkat lunak berbayar, dan merekrut teknisi khusus untuk pemeliharaan. Namun, dengan Cloud AI, seluruh infrastruktur mahal tersebut sudah disediakan oleh penyedia layanan. Anda cukup menggunakannya sesuai kebutuhan dan membayar berdasarkan pemakaian tanpa perlu melakukan investasi besar di awal. Bahkan, banyak platform cloud yang menyediakan paket gratis untuk eksperimen awal. Jadi, bagi startup, UMKM, atau bahkan proyek pribadi, ini merupakan solusi yang jauh lebih masuk akal.

  • Skalabilitas Instan

Salah satu kekuatan utama Cloud AI adalah kemampuannya untuk diskalakan dengan cepat. Misalnya, Anda awalnya hanya memiliki 10 ribu data, tetapi tiba-tiba proyek Anda berkembang dan harus memproses jutaan data per hari. Dengan AI tradisional, Anda harus melakukan upgrade hardware, menunggu pengiriman, dan melakukan setup manual yang ribet dan memakan waktu. Namun, dengan Cloud AI, Anda cukup mengklik tombol upgrade di dashboard, dan kapasitas langsung meningkat dalam hitungan menit. Tidak ada downtime, tidak perlu migrasi sistem, dan semuanya berjalan cepat dan seamless.

  • Selalu Up-to-Date

Teknologi AI berkembang dengan sangat cepat. Framework baru, patch keamanan, dan versi API yang diperbarui semua sangat penting untuk menjaga performa dan keamanan model AI Anda. Cloud AI memiliki keunggulan di sini karena penyedia layanan secara otomatis melakukan pembaruan sistem dan alat ke versi terbaru. Jadi, Anda tidak perlu repot memantau satu per satu atau khawatir ketinggalan zaman. Ini memberi Anda akses ke fitur AI terkini, termasuk integrasi dengan LLM, multimodal AI, hingga AutoML generasi baru.

  • Keamanan Terjamin

Keamanan data adalah isu krusial di era digital, terutama jika Anda mengelola data pelanggan, transaksi, atau dokumen penting. Dengan Cloud AI, Anda tidak hanya mendapatkan akses ke teknologi canggih, tetapi juga perlindungan tingkat tinggi. Mayoritas platform Cloud AI sudah dilengkapi dengan sistem enkripsi end-to-end, autentikasi berlapis, serta firewall dan backup otomatis. Bahkan jika terjadi kegagalan sistem atau bencana, data Anda tetap aman karena adanya sistem recovery bawaan. Ini jauh lebih aman dibandingkan menyimpan data secara lokal di hard disk atau server sendiri yang rentan rusak.

  • Integrasi Lebih Mudah

Cloud AI dirancang untuk langsung terhubung dengan ekosistem digital apa pun. Anda bisa menghubungkan AI ke database, API eksternal, dashboard analitik, sistem IoT, bahkan aplikasi mobile atau website dengan sangat mudah. Anda tidak perlu membuat integrasi dari nol atau menulis coding yang rumit. Sebagian besar platform cloud sudah menyediakan SDK, dokumentasi lengkap, dan support teknis untuk membantu proses integrasi ini. Hasilnya? Workflow menjadi lebih efisien, data dapat mengalir secara otomatis, dan output AI bisa langsung diakses oleh end-user secara real-time.

Apabila Anda sedang mencari solusi AI yang fleksibel, aman, hemat, dan mudah digunakan tanpa drama teknis dan Cloud AI jelas juaranya. Bahkan platform lokal seperti Cloudeka lewat Deka GPU sudah menyediakan semua fitur di atas dengan infrastruktur handal dan biaya yang lebih terjangkau.

Penerapan Cloud AI oleh Industri Perusahaan Besar

Cloud AI bukan sekadar teknologi yang digunakan untuk menarik perhatian dalam demonstrasi startup. Faktanya, teknologi ini telah menjadi tulang punggung operasional skala besar di berbagai perusahaan global.

Mengapa demikian? Karena Cloud AI memberikan akses terhadap kekuatan komputasi yang luar biasa, fleksibilitas tinggi dalam proses deployment, serta efisiensi yang sulit dicapai dengan teknologi tradisional. Berikut ini adalah beberapa contoh konkret dari berbagai industri besar yang telah memanfaatkan Cloud AI untuk mengubah cara mereka beroperasi. Mari simak pembahasannya di bawah ini.

  • Retail: Amazon menggunakan Cloud AI untuk personalisasi produk dan prediksi permintaan stok.
  • Perbankan: Bank besar menggunakan AI berbasis cloud untuk deteksi penipuan dan analisis risiko kredit.
  • Kesehatan: Rumah sakit besar memanfaatkan Cloud AI untuk menganalisis citra medis (MRI, CT Scan) secara cepat dan akurat.
  • Transportasi: Perusahaan ride-hailing menggunakan Cloud AI untuk memprediksi lokasi pengguna dan rute tercepat.

Baca Juga: On Premise vs Cloud​? Mana yang Lebih Baik

Apakah Cloud AI Bisa Dipakai di Kehidupan Sehari-Hari?

Dari penjelasan sebelumnya, terlihat bahwa Cloud AI telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari, Anda berinteraksi dengannya melalui layanan seperti Google Assistant, Siri, Google Translate, hingga Google Lens, yang memproses suara, gambar, dan bahasa secara real-time di cloud. Dalam e-commerce, platform seperti Tokopedia, Shopee, dan Amazon menggunakan Cloud AI untuk merekomendasikan produk dan menjalankan layanan pelanggan 24 jam nonstop.

Bahkan di rumah, perangkat smart home seperti Alexa dan Nest memanfaatkan Cloud AI untuk mengotomatisasi pengaturan suhu, pencahayaan, dan musik sesuai kebiasaan pengguna. Teknologi ini, meski terkesan futuristik, kini telah menjadi bagian nyata dari keseharian kita.

Masa Depan Cloud AI

Cloud AI bukan cuma tren sesaat. Kedepannya, teknologi ini akan memberikan Anda banyak keuntungan. 

  • Lebih terjangkau untuk UMKM dan individu kreatif.
  • Lebih cerdas lewat integrasi dengan model bahasa besar (LLM) dan multi model AI.
  • Lebih real-time, bahkan bisa dipakai untuk proses edge computing (seperti AI di drone atau kamera CCTV).

Salah satu platform lokal yang sedang berkembang adalah Cloudeka, dengan produk Deka GPU yang menyediakan kekuatan GPU berbasis cloud untuk semua kalangan. Cocok buat startup, kampus, bahkan developer individu yang ingin bangun proyek AI tanpa ribet.

Cloud AI membawa angin segar untuk dunia teknologi. Tidak perlu jadi perusahaan besar atau punya infrastruktur mahal, sekarang siapapun bisa membangun AI canggih dengan budget yang masuk akal.

Jika dibandingkan dengan AI tradisional, Cloud AI menawarkan efisiensi, fleksibilitas, dan kemudahan adopsi yang jauh lebih unggul. Dengan hadirnya platform seperti Cloudeka, yang menyediakan GPU berkinerja tinggi di cloud, Anda dapat mulai mengeksplorasi teknologi AI tanpa lagi terbatas oleh keterbatasan perangkat keras.

Demikian artikel mengenai perbandingan Cloud AI vs AI tradisional. Semoga pembahasan ini membantu Anda memahami perbedaan serta keunggulan masing-masing teknologi.

Cloudeka adalah penyedia layanan Cloud yang berdiri sejak tahun 2011. Lahir dari perusahaan ICT ternama di tanah air, Lintasarta, menyediakan layanan Cloud baik untuk perusahaan besar maupun kecil-menengah.