Transformasi digital telah menjadikan ketahanan operasional sebagai salah satu aspek krusial dalam strategi bisnis. Ketika sistem produksi, aplikasi, dan data menjadi tulang punggung aktivitas sehari-hari, setiap gangguan, baik yang disebabkan oleh kegagalan perangkat keras, bencana alam, maupun kesalahan manusia bisa mengakibatkan kerugian yang besar. Dalam konteks ini, solusi Disaster Recovery (DR) menjadi sangat penting untuk memastikan kelangsungan bisnis.
Dua pendekatan yang paling sering dipertimbangkan adalah DR berbasis cloud (DR Cloud / DRaaS) dan DR on-premise (in-house). DR Cloud memanfaatkan infrastruktur cloud untuk menyimpan dan memulihkan data secara otomatis melalui internet, sedangkan DR on-premise menggunakan server fisik di lokasi perusahaan untuk melakukan pencadangan dan pemulihan secara internal.
Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Artikel ini akan membandingkan kedua pendekatan tersebut, melihat performa pemulihan data, keunggulan dan tantangan masing-masing, serta prospek masa depan DR Cloud dibandingkan solusi tradisional on-premise.
Apa Perbedaan Utama Antara Disaster Recovery Cloud dan On-premise?
Sebelum menentukan solusi pemulihan bencana yang tepat, penting bagi bisnis untuk memahami perbedaan mendasar antara DR Cloud dan DR on-premise.
Dengan memahami karakteristik masing-masing pendekatan, bisnis dapat menilai mana yang paling sesuai dengan kebutuhan, kapasitas, dan strategi transformasi digital mereka. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara DR Cloud dan DR on-premise.
- Lokasi & Infrastruktur
Pada model on-premise, seluruh hardware, cadangan, dan infrastruktur DR dikelola secara internal di lokasi fisik perusahaan. Sebaliknya, DR Cloud menggunakan infrastruktur penyedia layanan, sementara data dan server cadangan ditempatkan di pusat data penyedia cloud jauh dari lokasi utama (offsite). - Model Biaya & Investasi Awal
DR on-premise memerlukan investasi modal besar (CapEx) untuk membangun pusat cadangan, pembelian hardware, ruang data center, dan pemeliharaan. Sementara itu, DR berbasis cloud menggunakan model biaya operasional (OpEx), di mana perusahaan membayar sesuai dengan penggunaan dan kapasitas yang dikonsumsi. Pendekatan ini membantu menurunkan kebutuhan biaya awal yang tinggi karena tidak memerlukan infrastruktur cadangan fisik. - Skalabilitas & Fleksibilitas
Cloud memiliki keunggulan dalam skalabilitas, resources cadangan dapat ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan secara dinamis. On-premise cenderung lebih kaku karena untuk menambah kapasitas diperlukan pembelian hardware baru dan konfigurasi tambahan. - Pengelolaan & Operasional
Dalam on-premise, perusahaan memiliki kontrol penuh terhadap infrastruktur, proses pemulihan, dan keamanan internal. Namun, itu juga berarti beban operasional dan tanggung jawab tinggi. DR Cloud menyerahkan sebagian beban teknis dan pemeliharaan ke penyedia layanan, memungkinkan tim internal fokus pada core business function.
Bagaimana Performa Pemulihan Data Antara Cloud dan On-premise?
Performa DR diuji melalui dua metrik penting: RTO (Recovery Time Objective), seberapa cepat sistem dapat pulih, dan RPO (Recovery Point Objective), seberapa banyak data yang boleh hilang.
On-Premise
Sistem pemulihan ini memiliki potensi RTO yang lebih cepat untuk sistem lokal karena jarak fisik pendek dan kontrol langsung terhadap hardware. Namun, sistem pencadangan dan replikasi data memerlukan setup yang lebih kompleks agar tetap konsisten di situs cadangan.
DR Cloud
Sistem ini menawarkan kemampuan replikasi data secara otomatis dan terus-menerus antar lokasi geografis berbeda, yang dapat menurunkan waktu RPO secara signifikan. Beberapa layanan dapat melakukan failover otomatis dan pemulihan dalam hitungan menit. Namun, performa DR Cloud sangat tergantung pada konektivitas jaringan dan latensi antara infrastruktur utama dan pusat data DR. Jika jaringan tidak optimal, pemulihan mungkin mengalami penundaan.
Kelebihan dan Kekurangan
Baik DR Cloud maupun DR On-Premise menawarkan keunggulan tersendiri dalam hal efisiensi, kontrol, dan biaya, namun masing-masing juga memiliki keterbatasan yang perlu dipertimbangkan sebelum diterapkan.
Kelebihan DR Cloud
- Biaya awal lebih rendah karena tidak memerlukan investasi besar untuk perangkat keras atau infrastruktur tambahan.
- Skalabilitas tinggi, memungkinkan penyesuaian kapasitas sesuai kebutuhan bisnis.
- Proses pencadangan dan pemulihan dapat diotomatisasi untuk efisiensi operasional.
- Pengelolaan infrastruktur dilakukan oleh penyedia layanan cloud, mengurangi beban tim IT internal.
Kekurangan DR Cloud
- Ketergantungan pada koneksi internet dapat mempengaruhi kecepatan pemulihan.
- Biaya operasional berulang karena model berlangganan atau pay-as-you-go.
- Potensi keterbatasan kompatibilitas dengan sistem atau aplikasi lama.
Kelebihan DR On-Premise
- Memberikan kontrol penuh terhadap data, sistem, dan infrastruktur yang digunakan.
- Latensi rendah karena data dan server berada di lokasi yang sama.
- Dapat disesuaikan secara menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan sistem kustom atau aplikasi spesifik.
Kekurangan DR On-Premise
- Membutuhkan investasi awal yang besar untuk perangkat keras, instalasi, dan ruang data center.
- Skalabilitas terbatas dan memerlukan waktu lebih lama untuk ekspansi.
- Beban pemeliharaan dan tanggung jawab keamanan sepenuhnya ditanggung oleh tim internal.
Bagaimana Prospek Masa Depan DR Cloud Dibanding On-premise?
Ke depannya, solusi Disaster Recovery berbasis cloud (DR Cloud / DRaaS) diperkirakan akan semakin mendominasi karena menawarkan efisiensi, fleksibilitas, dan kemudahan manajemen yang sulit ditandingi oleh sistem tradisional. Semakin banyak perusahaan beralih ke model ini untuk mengurangi beban investasi awal serta memanfaatkan kemampuan skalabilitas dan otomatisasi dari infrastruktur cloud.
Namun, solusi on-premise tetap memiliki perannya, terutama di industri dengan regulasi ketat atau kebutuhan latensi yang sangat rendah. Karena itu, pendekatan hybrid yang menggabungkan keunggulan on-premise dan cloud, diprediksi akan menjadi arah strategis bagi banyak organisasi.
Seiring perkembangan teknologi, DR Cloud juga akan semakin matang dengan hadirnya otomatisasi tingkat lanjut, orkestrasi lintas cloud, serta integrasi artificial Intelligence yang mampu mempercepat proses deteksi dan pemulihan saat terjadi insiden.
Ketika memilih antara DR Cloud dan DR On-Premise, tidak ada satu pendekatan yang berlaku untuk semua perusahaan. Setiap organisasi memiliki kebutuhan, regulasi, dan tingkat toleransi risiko yang berbeda. Karena itu, keputusan terbaik adalah menyesuaikan solusi dengan karakteristik beban kerja dan kapasitas bisnis yang dimiliki.
Namun, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi cloud, DR Cloud kini menjadi pilihan strategis bagi banyak perusahaan. Solusi ini menawarkan efisiensi biaya, skalabilitas tinggi, serta pengelolaan infrastruktur yang lebih ringan, memungkinkan tim IT untuk fokus pada inovasi dan pengembangan bisnis inti.
Untuk mendukung kesiapan bisnis menghadapi gangguan digital, Cloudeka menghadirkan Deka Vault, solusi backup dan disaster recovery berbasis cloud yang dirancang untuk memastikan kelangsungan operasional dengan perlindungan data maksimal. Deka Vault menyediakan fitur replikasi otomatis, pemulihan cepat, dan keamanan berlapis, baik untuk penerapan cloud penuh maupun model hybrid. Dengan data sovereignty sebagai bagian dari seluruh layanan Cloudeka, data bisnis kini tersimpan dan dikelola sepenuhnya di Indonesia, memastikan tingkat keamanan dan kepatuhan yang lebih tinggi.
Temukan bagaimana Deka Vault dapat memperkuat strategi pemulihan bisnis Anda dengan menghubungi Cloudeka melalui halaman ini dan mulai langkah menuju kontinuitas operasional yang lebih tangguh dan andal.