Menu Close

Berita & Acara

Cyber Attack: Pengertian, Jenis, dan Cara Jitu Mengatasinya

Cyber attack adala
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Table of Contents

Di era digital yang makin maju seperti saat ini, ancaman siber atau yang dikenal dengan sebutan “cyber attack” telah menjadi masalah yang mendesak. Perkembangan teknologi membawa banyak manfaat, namun juga membuka peluang bagi para penyerang siber untuk melancarkan serangan yang berpotensi merusak bisnis, institusi, dan individu. 

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang apa itu cyber attack, mengapa perusahaan harus mewaspadainya, motif di balik serangan tersebut, jenis-jenis yang paling umum, dan tentu saja, cara jitu untuk mengatasi ancaman ini.

Apa itu Cyber Attack?

Cyber attack adalah serangan yang dilakukan secara daring (online) dengan tujuan merusak sistem komputer, mencuri data, atau mengganggu layanan digital. Serangan siber dapat berupa aksi peretasan, penyebaran malware, atau serangan Denial-of-Service (DoS) yang membanjiri server dengan permintaan sehingga menyebabkan layanan tidak berfungsi.

Seiring perkembangan teknologi, cyber attack telah menjadi ancaman serius bagi berbagai entitas, termasuk perusahaan, lembaga pemerintah, dan individu. Penyerang siber memiliki berbagai motif, dan serangan dapat dilakukan dengan berbagai cara yang terus berkembang.

Mengapa Perusahaan Harus Mewaspadai Ancaman Cyber Attack?

Berikut ini adalah beberapa alasan penting mengapa perusahaan harus mewaspadai ancaman dari cyber attack, yaitu:

  • Keamanan data: Data adalah aset berharga bagi perusahaan. Ancaman cyber attack dapat mengakibatkan pencurian atau kerusakan data yang dapat merugikan perusahaan secara finansial dan merusak reputasi mereka. Informasi rahasia, seperti data pelanggan dan informasi bisnis, harus dilindungi dengan cermat.
  • Gangguan operasional: Serangan siber dapat mengganggu operasional harian perusahaan. Layanan pelanggan dapat terganggu, situs web perusahaan mungkin tidak dapat diakses, dan sistem internal dapat berhenti berfungsi. Hal ini dapat berdampak besar pada produktivitas dan reputasi perusahaan.
  • Kerugian finansial: Cyber attack bisa sangat mahal. Biaya pemulihan, investigasi, serta potensi sanksi dan denda jika data pelanggan bocor tentu dapat menghancurkan keuangan perusahaan. Keamanan siber yang buruk dapat mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
  • Menjaga reputasi: Reputasi perusahaan adalah salah satu aset yang paling berharga. Serangan siber yang berhasil dan mengakibatkan kerugian data pelanggan dapat merusak citra perusahaan dan kepercayaan pelanggan. Kehilangan kepercayaan pelanggan bisa sulit untuk dipulihkan.

Baca juga: Tip dan Cara Mengatasi Brute Force Attack

Apa Motif Cracker Melakukan Cyber Attack?

Para penyerang siber, yang sering disebut sebagai “cracker,” memiliki berbagai motif yang mendorong mereka untuk melakukan serangan cyber. Motif-motif ini berkisar dari tujuan finansial hingga ideologi tertentu. 

Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai lima motif utama yang mendorong para cracker melakukan cyber attack:

1. Keuntungan Finansial

Motif pertama yang sering mendorong penyerang siber adalah keuntungan finansial. Mereka melakukan serangan untuk mencari keuntungan material. Beberapa bentuk serangan yang terkait dengan motif ini meliputi:

  • Ransomware: Penyerang menggunakan ransomware untuk mengenkripsi data atau sistem komputer korban, kemudian menuntut pembayaran tebusan agar data tersebut dikembalikan atau sistem dibuka kembali. Tujuannya adalah untuk mendapatkan uang dari korban.
  • Pencurian informasi keuangan: Cracker mencoba mencuri informasi keuangan seperti nomor kartu kredit, informasi perbankan, atau data pribadi lainnya yang dapat dijual atau digunakan untuk penipuan finansial.

2. Pemerasan

Motif kedua adalah pemerasan. Penyerang menggunakan ancaman untuk memaksa korban melakukan tindakan tertentu, seperti membayar uang atau memberikan akses ke informasi penting. Motif ini dapat meliputi:

  • Dugaan merilis informasi rahasia: Penyerang mengancam akan merilis informasi pribadi, rahasia, atau memalukan korban ke publik jika tidak memenuhi tuntutan mereka. Ini dapat merusak reputasi dan kehidupan pribadi korban.
  • Pemerasan dengan mengancam DDoS: Penyerang dapat mengancam untuk meluncurkan serangan Denial-of-Service (DDoS) yang merusak layanan online korban jika mereka tidak membayar sejumlah uang.

Baca juga: Apa Itu DDoS? Ciri-Ciri, Cara Kerja dan Cara Mengatasinya

3. Pengintaian

Motif pengintaian melibatkan penyerang yang melakukan serangan dengan tujuan mengumpulkan informasi rahasia atau strategis. Ini bisa menjadi negara-negara asing, kelompok terorganisir, atau entitas individu. Motif ini termasuk:

  • Pencurian informasi strategis: Penyerang mencari informasi yang dapat digunakan untuk keuntungan strategis, seperti teknologi terbaru, kebijakan pemerintah, atau rencana bisnis.
  • Spionase industri: Serangan siber dapat digunakan untuk mencuri rahasia bisnis atau informasi rahasia industri untuk keuntungan kompetitif.

4. Perusakan

Motif perusakan melibatkan penyerang yang ingin merusak infrastruktur atau layanan korban. Mereka tidak selalu tertarik pada keuntungan finansial atau pengintaian, melainkan ingin menciptakan kerusakan dan kekacauan. Motif ini termasuk:

  • Serangan Denial-of-Service (DoS) atau Distributed Denial-of-Service (DDoS): Penyerang mengirimkan lalu lintas yang sangat tinggi ke server atau jaringan korban, yang membuat layanan menjadi tidak berfungsi. Ini dapat mengganggu operasional dan menyebabkan kerugian finansial.
  • Merusak data atau sistem: Penyerang dapat merusak atau menghancurkan data dan sistem korban tanpa tujuan pencurian. Ini bisa menyebabkan kerugian operasional yang signifikan.

5. Motif Ideologi

Motif ini melibatkan penyerang yang melakukan serangan untuk menyampaikan pesan ideologi atau politik tertentu. Mereka mungkin merasa memiliki misi atau tujuan tertentu yang ingin mereka sampaikan melalui serangan siber. Motif ini mencakup:

  • Serangan aktivisme online: Aktivis atau kelompok yang memiliki agenda politik atau sosial tertentu dapat menggunakan serangan siber sebagai alat untuk mengkritik atau memengaruhi institusi atau individu yang mereka anggap sebagai musuh.
  • Serangan teroris virtual: Beberapa kelompok teroris atau ekstremis menggunakan serangan siber untuk menyebarkan propaganda atau memfasilitasi aktivitas mereka, meskipun mereka mungkin juga memiliki motif lain seperti perusakan atau pengintaian.

Baca juga: 7 Tujuan Keamanan Informasi untuk Perusahaan Anda

Jenis-Jenis Cyber Attack yang Paling Umum dalam Bisnis

Berbagai jenis serangan siber telah dikembangkan oleh penyerang siber. Berikut adalah tujuh jenis serangan yang paling umum dalam bisnis, yaitu:

1. Malware

Malware merupakan singkatan dari malicious software, dan ini adalah jenis serangan yang paling umum dan serbaguna di dunia cyber. Malware adalah perangkat lunak berbahaya yang dibuat untuk merusak, mencuri data, atau mengambil alih sistem komputer korban. Ada berbagai macam malware, termasuk virus, trojan, worm, dan ransomware.

  • Virus: Virus adalah jenis malware yang menempel pada program atau file lain dan menyebar dengan menginfeksi program-program lain di dalam sistem. Mereka dapat merusak atau menghapus data, serta menggandakan diri sendiri.
  • Trojan: Trojan adalah malware yang menyamar sebagai program atau file yang sah, tetapi ketika dijalankan, mereka memberikan akses ke komputer korban kepada penyerang.
  • Worm: Worm adalah jenis malware yang dapat menyebar dengan sendirinya melalui jaringan dan tidak memerlukan interaksi manusia. Mereka dapat menginfeksi banyak komputer dengan cepat.
  • Ransomware: Ransomware mengenkripsi data atau sistem komputer korban dan kemudian menuntut pembayaran tebusan agar data tersebut dikembalikan atau sistem dibuka kembali.

2. Phishing

Phishing adalah jenis serangan yang mencoba mengelabui pengguna untuk mengungkapkan informasi pribadi atau rahasia, seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau informasi perbankan. Para penyerang sering mengirim email atau pesan palsu yang tampak seperti dari entitas yang tepercaya, seperti bank atau layanan online, untuk mengelabui korban.

3. Serangan DoS (Denial-of-Service)

Serangan DoS adalah serangan yang bertujuan untuk membuat sistem atau layanan menjadi tidak berfungsi dengan membanjiri server atau jaringan dengan lalu lintas yang sangat tinggi. Akibatnya, layanan tidak dapat diakses oleh pengguna yang sah. Serangan DoS dapat mengakibatkan kerugian finansial dan gangguan operasional.

4. Serangan Man-in-the-Middle (MitM)

Serangan Man-in-the-Middle terjadi ketika penyerang menyusup ke dalam komunikasi antara dua pihak yang sah dan dapat mengakses atau memodifikasi data yang sedang ditransmisikan. Serangan ini dapat digunakan untuk mencuri informasi rahasia atau mengganggu komunikasi.

5. Serangan SQL Injection

Serangan SQL Injection adalah teknik di mana penyerang memasukkan kode SQL berbahaya ke dalam input aplikasi web untuk mendapatkan akses ke basis data dan data yang disimpan di dalamnya. Penyerang dapat mengambil, mengubah, atau menghapus data dari basis data.

6. Serangan Zero-Day

Serangan Zero-Day terjadi ketika penyerang mengeksploitasi kerentanan di perangkat lunak atau sistem yang belum diketahui oleh pihak yang membuatnya. Karena kerentan ini belum ditemukan atau dilaporkan, tidak ada tindakan pencegahan yang tersedia.

7. Serangan Password Brute Force

Serangan ini melibatkan penyerang yang mencoba semua kombinasi yang mungkin untuk menebak kata sandi pengguna dengan kecepatan tinggi. Mereka dapat menggunakan perangkat lunak khusus yang secara otomatis mencoba berbagai kombinasi hingga berhasil masuk ke akun korban.

Baca juga: Mengenal Bahaya Brute Force Attack

10 Cara Jitu Mengatasi Cyber Attack

Melindungi perusahaan Anda dari ancaman cyber attack adalah tugas yang krusial. Berikut adalah sepuluh cara jitu untuk mengatasinya:

1. Investasi dalam Keamanan Cyber

Investasi dalam keamanan siber adalah langkah pertama yang penting dalam melindungi bisnis Anda dari serangan siber. Ini termasuk pengadaan dan penerapan solusi keamanan siber yang kuat, seperti firewall, anti-virus, dan sistem deteksi intrusi. Perusahaan harus mengalokasikan anggaran yang memadai untuk menghadapi ancaman siber dan memastikan bahwa sistem mereka terlindungi dengan baik.

2. Pemantauan Terus-Menerus

Pemantauan terus-menerus adalah kunci untuk mendeteksi serangan sejak dini. Perusahaan harus aktif memantau lalu lintas jaringan dan aktivitas sistem mereka untuk mengidentifikasi potensi serangan. Ini memungkinkan respons cepat dan pengambilan tindakan pencegahan jika ada indikasi serangan siber.

3. Pendidikan dan Pelatihan Keamanan Siber untuk Karyawan

Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang praktik keamanan siber yang baik sangat penting. Karyawan harus memahami potensi risiko dan tahu bagaimana mengenali serangan seperti phishing. Pelatihan reguler akan membantu mencegah kesalahan manusia yang dapat memicu serangan siber.

4. Peningkatan Keamanan Perangkat Seluler

Dalam era perangkat seluler, perusahaan harus memastikan bahwa perangkat seluler karyawan memiliki perlindungan yang memadai. Ini termasuk mengaktifkan penguncian layar dengan PIN atau sidik jari, enkripsi data, dan penggunaan perangkat lunak keamanan seluler yang terbaru. Perangkat seluler yang hilang atau dicuri dapat menjadi pintu masuk bagi penyerang.

Baca juga: Ini Dia Peran Two-Factor Authentication pada Website

5. Pembaruan Perangkat Lunak

Pembaruan perangkat lunak yang teratur sangat penting untuk mengatasi kerentanan perangkat dan sistem. Perusahaan harus selalu menjaga perangkat lunak dan sistem operasi tetap terbaru dengan pembaruan keamanan yang dirilis oleh penyedia perangkat lunak. Ini akan membantu melindungi sistem dari eksploitasi oleh penyerang.

6. Pengamanan Jaringan Wi-Fi

Pengamanan jaringan Wi-Fi perusahaan harus menjadi prioritas. Pastikan jaringan Wi-Fi dilindungi dengan kata sandi yang kuat dan enkripsi yang tepat. Anda juga dapat mempertimbangkan penggunaan jaringan terpisah untuk perangkat karyawan dan tamu serta membatasi akses ke sumber daya kritis.

7. Pemasangan Sandi Data Penting Perusahaan yang Kuat

Mewajibkan pengguna untuk menggunakan kata sandi yang kuat dan mengganti kata sandi secara berkala adalah langkah penting. Kata sandi yang lemah mudah dipecahkan oleh serangan brute force. Pengguna juga harus diingatkan untuk tidak menggunakan kata sandi yang sama untuk berbagai layanan atau akun.

8. Pengelolaan Akses secara Berkala

Batasi akses ke data dan sistem hanya untuk orang yang membutuhkannya. Ini termasuk menerapkan prinsip-prinsip kebutuhan berdasarkan peran (role-based access control) dan melakukan audit secara berkala untuk memastikan bahwa hak akses masih relevan.

9. Perencanaan Pemulihan Darurat

Menyiapkan rencana pemulihan darurat adalah langkah kunci dalam mengatasi serangan siber. Rencana ini harus mencakup langkah-langkah yang akan diambil jika terjadi serangan, termasuk pemulihan data, isolasi jaringan yang terinfeksi, dan komunikasi dengan pihak berkepentingan.

10. Gunakan Deka Web Application Firewall (WAF)

Deka Web Application Firewall (WAF) dari Cloudeka adalah solusi yang sangat efektif untuk meningkatkan keamanan siber bisnis Anda. Dengan kemampuannya untuk mengidentifikasi dan memblokir serangan siber sebelum mencapai aplikasi web, Anda dapat menghindari dampak buruk dari serangan malware, phishing, maupun jenis serangan lainnya.

Pemahaman tentang apa itu cyber attack dan cara mengatasinya sangat penting untuk pemilik bisnis dan organisasi di era digital ini. Ancaman siber dapat merusak reputasi, menyebabkan kerugian finansial, dan mengganggu operasional harian. Oleh karena itu, investasi dalam keamanan siber dan implementasi praktik keamanan yang baik adalah langkah yang sangat dianjurkan.

Oleh karena itu, Anda bisa mulai menggunakan Deka Web Application Firewall (WAF) dari Cloudeka untuk memberikan perlindungan siber menyeluruh dari malware, virus, dan jenis serangan lainnya. Deka WAF adalah solusi keamanan siber terdepan yang akan membantu mencegah serangan siber yang merusak bisnis Anda dengan cara mengidentifikasi dan memblokir ancaman siber sebelum mencapai aplikasi web Anda, sehingga dapat memberikan perlindungan yang kuat dan efektif.

Dengan penerapan praktik keamanan yang baik dan perangkat keamanan siber yang andal seperti Deka WAF, Anda dapat fokus pada prioritas lainnya karena telah mengetahui bahwa bisnis Anda dilindungi dari ancaman siber yang tak terlihat.

Tertarik untuk mencoba layanan ini? Segera hubungi kami untuk memperoleh informasi lebih lanjut dan jelajahi pilihan solusi digital lain yang kami tawarkan untuk membantu Anda mengoptimalkan sistem serta memastikan kelangsungan bisnis yang sukses.

Mulai tingkatkan keamanan jaringan perusahaan Anda sekarang juga bersama Cloudeka!

Cloudeka adalah penyedia layanan Cloud yang berdiri sejak tahun 2011. Lahir dari perusahaan ICT ternama di tanah air, Lintasarta, menyediakan layanan Cloud baik untuk perusahaan besar maupun kecil-menengah.