Menu Close

Berita & Acara

7 Tujuan Keamanan Informasi untuk Perusahaan Anda

tujuan keamanan informasi
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Table of Contents

Keberhasilan bisnis tidak hanya ditentukan oleh inovasi teknologi. Kemampuan perusahaan untuk menjaga kerahasiaan data yang tersimpan di dalamnya juga menjadi salah satu kunci kesuksesan bisnis. Pasalnya, masyarakat dan pemangku kebijakan (stakeholder) lebih memercayai bisnis yang mampu menjaga integritas datanya. Inilah pentingnya memahami dan menerapkan tujuan keamanan informasi dalam perusahaan Anda.

Tujuan keamanan informasi merangkum prinsip utama yang harus dipegang teguh oleh setiap perusahaan untuk melindungi data penting mereka dengan sebaik-baiknya. Apa saja prinsip dan tujuan yang perlu dicapai dalam keamanan informasi perusahaan? Simak penjelasannya di artikel ini!

Prinsip Utama Keamanan Informasi

Sebelum mengetahui tujuan keamanan informasi, mari kita kenali dahulu prinsip utama yang mendasarinya.

1. Kerahasiaan (Confidentiality)

Esensi dari prinsip kerahasiaan adalah melindungi data dari pihak yang tidak berwenang untuk mengaksesnya. Dalam kerangka keamanan informasi, penting untuk memastikan bahwa hanya pihak yang memiliki izin yang dapat mengakses informasi yang bersifat sensitif. Prinsip ini dapat dicapai melalui langkah-langkah seperti mengamankan kata sandi, menerapkan enkripsi data, dan mengontrol akses fisik dengan cermat.

Baca juga: Jenis-jenis Enkripsi dan Perbedaan Cara Kerjanya

2. Integritas (Integrity)

Prinsip integritas berkaitan dengan memastikan bahwa data tetap tidak berubah tanpa persetujuan atau pemahaman yang benar. Integritas data dicapai dengan menggunakan tanda tangan digital, metode hash yang mengamankan integritas file, dan mengawasi akses dengan ketat untuk mencegah perubahan yang tidak sah.

3. Ketersediaan (Availability)

Prinsip ketersediaan menitikberatkan pada informasi tersebut bisa diakses saat dibutuhkan. Sistem dan data harus selalu siap untuk diakses oleh pihak yang memiliki hak akses, tanpa batasan waktu. Dalam rangka memastikan ketersediaan ini, tindakan pencegahan bencana, redundansi server, dan perencanaan kapasitas yang matang menjadi langkah kunci untuk menerapkan prinsip ini.

4. Keaslian (Authenticity)

Keaslian, dalam konteks keamanan informasi, mengacu pada kepastian tentang pihak yang terlibat dalam pertukaran informasi. Agar informasi dapat diandalkan, diperlukan penggunaan sertifikat digital, tanda tangan digital yang sah, dan protokol autentikasi yang kuat suntuk memverifikasi sumber informasi.

5. Non-Repudiasi (Non-Repudiation)

Prinsip non-repudiasi berperan dalam mencegah terjadinya penyangkalan dari pihak yang terlibat dalam transaksi atau pertukaran informasi. Dengan mencatat setiap langkah melalui sistem yang tercatat dan menggunakan metode autentikasi yang kuat, risiko penyangkalan dapat diminimalkan.

6. Tanggung Jawab (Accountability)

Menerapkan prinsip tanggung jawab melibatkan pelacakan teliti terhadap aktivitas sistem dan pengguna. Audit dan pencatatan keamanan membantu mengidentifikasi dengan tepat siapa yang bertanggung jawab atas tindakan tertentu dalam sistem, serta menentukan waktu ketika tindakan itu terjadi.

7. Pemisahan Kewenangan (Least Privilege)

Pemisahan kewenangan adalah memberikan hak akses seminimal mungkin kepada setiap pengguna atau entitas. Dengan membatasi akses hanya pada informasi dan fungsi yang diperlukan, risiko penyalahgunaan dapat diminimalkan dengan efektif.

8. Pemulihan (Recovery)

Ketika menghadapi insiden keamanan atau bencana, kemampuan pemulihan menjadi penting. Prinsip ini melibatkan perencanaan matang untuk memulihkan sistem dan data ke keadaan normal. Menjalankan praktik pemulihan bencana dan melakukan cadangan data secara teratur merupakan fondasi utama untuk menjaga kelangsungan bisnis yang tidak terganggu.

Baca juga: Disaster Recovery Plan, Cara yang Baik untuk Mengatasi Bencana di Perusahaan

Tujuan Keamanan Informasi untuk Perusahaan

Apa saja tujuan keamanan informasi yang perlu dicapai dalam perusahaan? Berikut adalah penjelasan lengkapnya.

1. Perlindungan Data Pelanggan

Tujuan utama keamanan informasi adalah menjaga integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan data pelanggan yang menjadi aset berharga bagi perusahaan. Dalam era digital ini, perusahaan harus menjadi yang dapat diandalkan dalam pengelolaan data sensitif, seperti informasi pelanggan. 

Dengan memastikan bahwa data pelanggan hanya diakses oleh pihak yang berwenang, mengimplementasikan enkripsi data yang kuat, dan menjalankan pemantauan aktif terhadap setiap aktivitas data, perusahaan memberikan jaminan bahwa data pelanggan tetap aman dan terlindungi dari risiko pelanggaran keamanan.

Baca juga: Keamanan Database: Pahami Pengertian, Tujuan dan Kategorinya

2. Pencegahan Pelanggaran Keamanan

Dalam dunia yang terus berubah dan terhubung secara digital, ancaman terhadap keamanan data perusahaan makin kompleks dan beragam. Oleh karena itu, tujuan utama dalam keamanan informasi adalah mencegah pelanggaran keamanan dengan berbagai cara yang diperlukan. 

Perusahaan perlu menerapkan langkah-langkah pencegahan yang komprehensif, termasuk penggunaan kontrol akses yang ketat untuk melindungi data sensitif, pembaruan perangkat lunak secara teratur untuk mengisi celah keamanan yang mungkin ada, dan membangun lapisan pertahanan siber yang kuat melalui solusi pemantauan dan deteksi dini.

3. Kelangsungan Operasional (Business Continuity)

Keamanan informasi tidak hanya berkaitan dengan melindungi data, tetapi juga menjaga stabilitas operasional perusahaan. Terlepas dari tantangan yang mungkin terjadi, seperti bencana alam atau serangan siber, perusahaan perlu menjaga kelangsungan operasional agar bisnis tetap berjalan lancar. 

Dengan merencanakan pemulihan bencana yang komprehensif, melakukan cadangan data secara teratur, dan mengadopsi infrastruktur yang tangguh terhadap gangguan, perusahaan dapat memastikan bahwa aktivitas bisnis tetap berjalan dan layanan kepada pelanggan tidak terhenti.

4. Kepatuhan Regulasi

Dalam lingkungan bisnis yang diatur oleh berbagai regulasi privasi dan perlindungan data, menjaga kepatuhan menjadi esensial. Tujuan utama keamanan informasi adalah memastikan bahwa perusahaan mematuhi regulasi yang berkaitan dengan perlindungan data. Perusahaan yang mematuhi regulasi keamanan siber tidak hanya menghindari potensi sanksi hukum, tetapi juga membangun citra kepercayaan di mata pelanggan dan mitra bisnis.

5. Manajemen Risiko

Dalam dunia yang penuh dengan risiko siber, perusahaan harus mengambil pendekatan proaktif dalam mengelola risiko. Tujuan utama manajemen risiko adalah membantu perusahaan mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko keamanan yang mungkin timbul.

Menerapkan manajemen risiko berguna supaya perusahaan bisa menghadapi ancaman lebih siaga dan mengurangi dampak potensial terhadap bisnis.

Baca juga: Catat! Inilah 7 Cara Meminimalkan Risiko-Risiko Bisnis

6. Perlindungan Reputasi Bisnis

Kerugian reputasi akibat pelanggaran keamanan informasi dapat memiliki dampak jangka panjang yang merugikan perusahaan. Oleh karena itu, menjaga keamanan data dan mencegah insiden keamanan menjadi tujuan penting.

Perlindungan yang kuat terhadap data pelanggan dan adopsi praktik keamanan yang baik berguna dalam melindungi citra positif perusahaan di mata pelanggan dan menjaga hubungan baik dengan mitra bisnis.

7. Inovasi yang Aman

Tujuan akhir dari keamanan informasi adalah mendorong inovasi dalam lingkungan yang aman. Perusahaan tidak perlu mengorbankan keamanan saat mengembangkan solusi baru atau menerapkan teknologi canggih.

Mereka hanya perlu melakukan praktik keamanan dalam setiap tahap pengembangan supaya bisa menciptakan inovasi yang aman dan andal. Perusahaan juga bisa mempertahankan integritas data dan tetap memenuhi harapan pelanggan dengan strategi inovasi yang aman.

Baca juga: 10 Cara Mengatasi Malware dengan Mudah dan Efektif

Cara Mengamankan Data dan Informasi di Perusahaan Anda

Untuk mencapai tujuan keamanan informasi di atas, tentunya diperlukan langkah yang tepat. Bagaimana caranya? Lakukan tujuh langkah mengamankan data perusahaan di bawah ini.

1. Pengendalian Akses

Lakukan implementasi sistem pengendalian akses yang ketat. Berikan hak akses hanya kepada individu yang membutuhkan informasi tersebut untuk menjalankan tugas mereka. Gunakan autentikasi ganda dan prinsip ‘least privilege’ untuk meminimalkan risiko akses yang tidak sah.

2. Enkripsi Data

Enkripsi data diperlukan dalam penyimpanan dan transmisi data. Tujuan enkripsi data adalah melindungi data dari akses yang tidak sah dengan cara mengubahnya menjadi bentuk yang hanya dapat dibaca oleh pihak yang memiliki kunci enkripsi yang sesuai.

Baca juga: Manfaat Enkripsi dan Mengapa Enkripsi Penting dalam Keamanan Data?

3. Pemantauan Keamanan

Solusi pemantauan keamanan perlu diimplementasikan untuk mengawasi aktivitas jaringan dan sistem. Dengan pemantauan yang tepat, Anda dapat mendeteksi potensi ancaman atau aktivitas mencurigakan dengan cepat, sehingga tindakan pencegahan dapat diambil.

4. Pembaruan Perangkat Lunak

Pastikan semua perangkat lunak dan sistem diperbarui secara teratur dengan patch keamanan terbaru. Kelemahan dalam perangkat lunak yang tidak diperbarui dapat menjadi pintu masuk bagi serangan siber.

5. Pelatihan Karyawan

Lakukan pelatihan keamanan informasi kepada seluruh karyawan. Edukasi tentang praktik keamanan yang baik, seperti cara mengenali phishing atau menjaga kerahasiaan kata sandi, dapat membantu mencegah serangan melalui human factor.

6. Manajemen Kata Sandi yang Kuat

Tentukan kebijakan pengelolaan kata sandi yang kuat dan ajak karyawan untuk menggunakan kata sandi yang unik dan kompleks. Pertimbangkan penerapan Two-Factor Authentication (2FA) untuk lapisan keamanan tambahan.

Baca juga: Bagaimana Cara Membuat Password yang Kuat agar Tidak Mudah Dibobol Hacker?

7. Perlindungan Perangkat Fisik

Selain mengamankan data secara digital, Anda juga perlu melakukan perlindungan perangkat fisik. Perlindungan ini melibatkan pengendalian akses fisik ke fasilitas dan perangkat keras yang menyimpan data, seperti server atau perangkat penyimpanan.

8. Penggunaan Load Balancer Server dari Cloudeka

Strategi terakhir dalam mencapai tujuan keamanan siber adalah menggunakan Load Balancer Server – Deka LB dari Cloudeka. Deka LB mempunyai fitur enkripsi SSL/TLS yang diperlukan untuk mengenkripsi data dan informasi pelanggan yang tersimpan dalam server website Anda.

Dengan fitur ini, tugas enkripsi SSL tidak lagi dilakukan oleh web server, tetapi cukup dilakukan oleh Deka LB sehingga kinerja server website Anda lebih optimal. Hubungi kami untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang layanan unggulan dari Cloudeka ini!

Cloudeka adalah penyedia layanan Cloud yang berdiri sejak tahun 2011. Lahir dari perusahaan ICT ternama di tanah air, Lintasarta, menyediakan layanan Cloud baik untuk perusahaan besar maupun kecil-menengah.