Menu Close

Berita & Acara

Load Balancing: Cara Kerja dan Manfaatnya bagi Website

Load balancing adalah
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Table of Contents

Pasti Anda ingin memiliki aplikasi yang tidak mudah error dan terus beroperasi dengan lancar meskipun banyak pengguna yang mengaksesnya. Load balancing adalah solusi yang tepat untuk aplikasi Anda. Sudah banyak aplikasi populer di Indonesia, terutama aplikasi e-commerce yang menggunakan fitur load balancing agar sistemnya tetap beroperasi meski traffic pengunjung sedang berada dalam titik yang tinggi.

Mungkin Anda berpikir bahwa layanan load balancing hanya bisa diperoleh melalui provider di luar negeri. Jangan salah, Cloudeka menyediakan layanan load balancer yang bisa Anda gunakan dengan mudah untuk mengembangkan aplikasi. Namun, sebelum membahas lebih jauh mengenai layanan yang tersedia di Cloudeka ini, sudahkah Anda memahami seluk-beluk load balancing?

Ada baiknya Anda memahami lebih dahulu tentang load balancing sebelum menggunakan layanan kami. Langsung simak saja artikel ini sampai selesai!

Pengertian Load Balancing

Load balancing adalah teknik yang digunakan untuk mendistribusikan traffic secara merata di antara beberapa jenis resources, seperti komputer, jaringan, CPU, server, atau sumber daya lainnya. Dalam dunia pengembangan website dan aplikasi, istilah load balancing identik dengan pembagian traffic secara merata ke beberapa server agar server utama tidak mengalami overload.

Teknik load balancing ditemukan dengan tujuan untuk memaksimalkan kapasitas dan keandalan sistem aplikasi dan website yang dibuat serta menghindari terjadinya kelebihan beban (overload) pada server. Server yang overload dapat menyebabkan kegagalan atau memiliki performa yang buruk pada sistem aplikasi atau website

Load balancing menjamin bahwa semua resources yang tersedia dapat digunakan secara efisien dan efektif sehingga ketersediaan sistem secara keseluruhan menjadi lebih baik. Load balancing dapat diimplementasikan dengan menggunakan hardware, software, atau kombinasi antara keduanya.

Manfaat Load Balancing

Berikut ini adalah beberapa manfaat dari load balancing:

1. Meningkatkan Kinerja Aplikasi atau Website

Fungsi load balancing yang mendistribusikan traffic secara merata tentu dapat meningkatkan kinerja aplikasi secara keseluruhan. Server aplikasi tidak mengalami overload sehingga kinerjanya meningkat dengan maksimal. Tidak hanya itu, reliabilitas server aplikasi pun meningkat karena load balancing menjamin bahwa server tetap tersedia bahkan jika salah satu resources mengalami kegagalan.

Baca juga: Fungsi dari Virtual Private Server di Dunia Bisnis

2. Memiliki Skalabilitas yang Cukup Tinggi

Manfaat inilah yang perlu diperhatikan oleh perusahaan pengembang aplikasi. Load balancing memiliki skalabilitas yang tinggi sehingga Anda bisa menambah atau mengurangi resources sesuai kebutuhan. Manfaat ini membuat load balancer dapat diatur untuk naik atau turun sesuai dengan perubahan permintaan Anda. Anda pun bisa menyesuaikan strategi load balancing sesuai dengan kebutuhan spesifik.

Tentunya hal ini akan berdampak pula pada penggunaan resources yang lebih efisien. Perusahaan Anda bisa memanfaatkan resources yang tersedia sebaik mungkin tanpa perlu mengkhawatirkan tentang biayanya. Intinya, Anda bisa menyesuaikan spesifikasi load balancer yang diinginkan dengan anggaran yang tersedia.

3. Menghemat Biaya Penggunaan Software

Penggunaan load balancer juga membantu Anda untuk menghemat biaya hardware, software, dan biaya lainnya yang terkait pengoperasian sistem. Anda tidak perlu membeli perangkat tambahan untuk menjaga reliabilitas dan performa aplikasi. Cukup gunakan load balancer dan aplikasi Anda akan tetap beroperasi sebagaimana mestinya.

4. Manajemen yang Lebih Sederhana dan Efisien

Load balancing dapat menyederhanakan pengelolaan aplikasi yang kompleks dengan melakukan otomatisasi proses distribusi traffic. Selain itu, fleksibilitasnya lebih tinggi karena Anda bisa menambah atau menghapus resources sesuai kebutuhan. Hal ini tentu dapat membantu load balancer untuk merespon lebih cepat terhadap perubahan permintaan atau beberapa faktor lainnya.

5. Meningkatkan Keamanan dari Ancaman Siber

Tentunya Anda menginginkan agar aplikasi yang dirancang tetap aman dari serangan siber, bukan? Kabar baiknya, load balancing juga bermanfaat untuk melindungi aplikasi Anda terhadap ancaman siber seperti Distributed Denial of Service (DDoS). Load balancer akan mendistribusikan traffic di antara beberapa resources sehingga hacker akan kesulitan untuk menargetkan serangan pada satu titik kerentanan sistem aplikasi.

6. Memberikan Pengalaman Pengguna yang Lebih Baik

Semua manfaat di atas tentunya akan berujung pada pengalaman pengguna yang lebih baik. Aplikasi berjalan lebih cepat, lancar, serta bebas dari beberapa jenis gangguan atau ancaman siber karena fungsi load balancer ini. Reputasi aplikasi Anda pun meningkat sehingga kepercayaan pengguna ikut meningkat dan ingin menggunakannya.

Cara Kerja Load Balancing

Prinsip dasar load balancing adalah mendistribusikan traffic secara merata ke dalam beberapa resources atau server. Sementara itu, proses kerja load balancing dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:

  • Menerima permintaan (request): Load balancer menerima permintaan dari pengguna atau sistem lainnya.
  • Menentukan target resources yang tepat: Load balancer menentukan resources yang paling tepat untuk memproses permintaan tersebut. Langkah ini biasanya dilakukan dengan menggunakan algoritma tertentu.
  • Mengirimkan permintaan ke resources yang dipilih: Setelah memilih resources yang tepat, load balancer akan mengirimkan permintaan tersebut ke resources tersebut.

Load balancer dapat menggunakan berbagai cara untuk menentukan resources yang paling tepat, seperti informasi tentang kapasitas, reliabilitas, dan kinerja sumber daya tersebut. Beberapa jenis load balancer juga dapat mempertimbangkan faktor seperti lokasi geografis atau tingkat jaringan saat menentukan resources target.

Setelah permintaan diproses oleh resources yang dipilih, load balancer kemudian mengirimkan hasilnya kembali ke pengguna atau sistem. Proses ini terus berlangsung secara terus-menerus selama load balancer aktif sehingga bisa menjamin bahwa sistem tetap tersedia dan berkinerja dengan baik.

Metode Load Balancing

Dalam proses kerjanya, load balancer menggunakan beberapa metode untuk mendistribusikan traffic. Berikut penjelasan mengenai metode dalam load balancing.

1. Round Robin

Dalam metode ini, load balancer menyusuri daftar resources, kemudian mengirimkan setiap request baru ke resources berikutnya dalam daftar tersebut. Metode ini sederhana dan mudah diimplementasikan, tetapi tidak mempertimbangkan kapasitas atau kinerja sumber daya yang digunakan.

Ada pula metode weighted round-robin yang merupakan pengembangan dari metode round-robin. Metode baru ini memberikan bobot yang menentukan berapa banyak permintaan yang diterima oleh suatu resources. Metode ini sangat berguna jika beberapa resources memiliki kapasitas yang lebih tinggi dibanding yang lain.

2. Least Connection

Metode least connections yaitu mengalihkan request ke resources dengan jumlah koneksi yang sedikit pada saat itu.

Metode ini menjamin bahwa resources dengan kapasitas yang lebih tinggi akan bekerja dengan lebih efisien. Resources atau server pun tidak akan mengalami overload karena metode load balancing ini. Algoritma ini dirancang sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan yang dimiliki oleh metode round robin.

Secara sederhana ketika salah satu server mendapatkan beban yang sangat besar, maka traffic (lalu lintas jaringan) akan dialihkan ke server lain yang tersedia.

3. Least Response Time

Least response time merupakan metode yang mengalihkan request ke resources target dengan waktu tanggapan rata-rata yang paling rendah. Hasilnya, pengguna tidak perlu menunggu terlalu lama agar aplikasinya bisa merespon permintaan pengguna. Metode inilah yang menjadi gambaran User Experience (UX) dalam merancang sebuah aplikasi lantaran lebih canggih daripada metode Least Connection.

4. Least Bandwidth

Berikutnya, ada metode least bandwidth yang mengalihkan permintaan ke resources yang memiliki penggunaan bandwidthpaling kecil dalam satu waktu. Ada pun satuan ukuran yang digunakan adalah Megabit per detik (Mbps). Metode ini sangat bermanfaat jika beberapa resources memiliki kapasitas bandwidth yang terbatas.

Pada dasarnya metode ini akan mendistribusikan lalu lintas jaringan ke beberapa server dan memilih server yang memiliki konsumsi bandwidth paling sedikit untuk menangani permintaan tertentu.

5. IP Hash

Terakhir, ada metode IP hash yang menggunakan fungsi hash untuk menentukan resources beberapa karakteristik permintaan. Metode ini berguna untuk mendistribusikan permintaan secara merata di antara resources serta menjaga utilisasi sumber daya yang tetap konsisten. Singkatnya, serveryang mendapatkan traffic ditentukan oleh alamat Incoming Packet (IP).

Baca juga: Apa Itu Cloud Server? Ini Keuntungan Menggunakannya bagi Bisnis

Tipe-Tipe Load Balancer

Jenis Jenis Load Balancing

Setelah mengetahui pengertian, manfaat, dan cara kerjanya, barulah Anda bisa memilih tipe load balancer yang tepat. Ada dua jenis load balancing yang umum digunakan, yaitu hardware load balancer dan software load balancer.

Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Hardware Load Balancer

Sesuai istilahnya, hardware load balancer berbentuk perangkat fisik yang dipasang pada jaringan komputer di pusat data lokal. Jumlahnya pun disesuaikan dengan kapasitas traffic yang Anda inginkan. Jenis load balancer ini lebih cepat dan reliabel daripada software load balancer, tetapi biayanya lebih tinggi karena berbentuk fisik. Selain itu, hardware load balancer juga kurang fleksibel dan tidak mudah dipindahkan.

2. Software Load Balancer

Load balancer ini berbentuk program yang dipasang dalam server atau Virtual Machine Anda. Keunggulannya terletak pada biaya yang lebih rendah daripada hardware load balancer. Jenis load balancer ini juga lebih fleksibel sehingga Anda bisa mengubah kapasitasnya sesuai dengan kebutuhan.

Gunakan Load Balancer Terbaik dari Cloudeka

Bagaimana? Sudahkah Anda memutuskan tipe load balancer yang ingin dipasang? Apa pun pilihannya, lebih baik menggunakan Deka Load Balancer dengan berbagai keunggulan yang dimilikinya. Load balancer ini sangat bermanfaat untuk aplikasi berbasis web yang dirancang dengan HTTP/2. Pengelolaannya cukup andal karena proxy aplikasinya dapat memberikan protokol pemberitahuan dalam mengontrol traffic aplikasi yang bersifat kritikal.

Menariknya, Deka Load Balancer memiliki infrastruktur yang bisa diprogram. Sistem ini akan melakukan kontrol aplikasi secara menyeluruh, mulai dari koneksi dan traffic data hingga konfigurasi dan manajemen menggunakan F5 iRules LX. Sistem ini merupakan evolusi lanjutan untuk memprogram jaringan menggunakan bahasa Node.js pada platform BIG-IP.

Tidak perlu khawatir mengenai implementasi dan pengelolaannya karena tim kami akan membantu Anda mulai dari implementasi hingga langkah penggunaan. Anda pun akan mendapatkan laporan bulanan dalam bentuk analisis lengkap yang mudah untuk dipahami sebagai bahan evaluasi untuk aplikasi.

Tunggu apalagi? Hubungi kami segera untuk informasi lebih lanjut atau jika Anda ingin mulai berlangganan Load Balancer. Tingkatkan performa aplikasi Anda hanya dengan layanan terbaik dari Cloudeka.

Cloudeka adalah penyedia layanan Cloud yang berdiri sejak tahun 2011. Lahir dari perusahaan ICT ternama di tanah air, Lintasarta, menyediakan layanan Cloud baik untuk perusahaan besar maupun kecil-menengah.