Menu Close

Berita & Acara

Apa Itu DRP? Seperti Apa Fungsinya dan Jenisnya?

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Table of Contents

Sudahkah Anda memiliki rencana cadangan apabila terjadi hal buruk dalam bisnis? Anda perlu membuat rencana bernama Disaster Recovery Plan alias DRP jika belum mempersiapkannya. DRP adalah rencana untuk memulihkan data atau aset jika perusahaan Anda mengalami hal yang tidak terduga.

Seorang pengusaha yang baik pasti selalu berpikir ke depan dan membuat rencana jangka panjang dalam bisnisnya. Rencana tersebut mencakup pembuatan DRP untuk mengantisipasi terhambatnya kegiatan operasional bisnis ketika mengalami bencana.

Pertanyaannya, apakah DRP itu? Bagaimana cara membuat DRP yang matang untuk perusahaan Anda? Mari lihat ulasan lengkapnya dalam artikel ini.

Pengertian DRP (Disaster Recovery Plan)

Disaster Recovery Plan atau disingkat sebagai DRP adalah rencana atau petunjuk penanganan dan penanggulangan kegiatan operasional bisnis setelah mengalami bencana dan kejadian tak terduga yang tidak diinginkan. Kejadian yang dimaksud bisa berupa bencana alam, pemadaman listrik, kerusakan sistem komputer, serangan siber, dan sejenisnya.

Walaupun semua aktivitas bisnis menggunakan teknologi, bukan berarti hal tersebut tidak berisiko. Teknologi pun tak lepas dari risiko seperti serangan siber, pencurian data, bahkan kerusakan perangkat akibat bencana alam. Risiko tersebut tentu akan mengganggu kegiatan bisnis sehingga tidak bisa beroperasi untuk sementara waktu. Akibatnya, bisnis pun mengalami kerugian bahkan kehilangan pelanggannya.

Baca juga: Alasan Mengapa Perusahaan Membutuhkan Disaster Recovery

Apa Perbedaan antara BPC dan DRP?

Disaster Recovery Plan

BCP (Business Continuity Planning) dan DRP merupakan dua pendekatan yang berbeda dalam sistem pemulihan bencana. BCP berfokus pada strategi dan rencana yang lebih luas untuk menjaga kelangsungan bisnis selama periode gangguan. BCP melibatkan identifikasi risiko, penilaian dampak, dan pengembangan strategi untuk menjaga bisnis berjalan sebaik mungkin selama periode gangguan

Sementara DRP adalah bagian dari BCP yang lebih terfokus pada pemulihan operasional dan pemulihan sistem teknologi setelah terjadi bencana atau gangguan. DRP terkait dengan langkah-langkah teknis untuk memulihkan sistem dan infrastruktur setelah terjadi bencana. langkah-langkah tersebut diuji secara rutin, seperti rencana pemulihan dan pengaturan backup data. Keduanya saling melengkapi untuk memastikan bisnis dapat bertahan dan pulih setelah mengalami gangguan serius.

Fungsi DRP di Perusahaan

DRP memiliki empat fungsi penting untuk perusahaan. Fungsi DRP mencakup penghematan biaya hingga menjaga kepercayaan pelanggan. Lihat penjelasannya di bawah ini. ruang waktu dan biaya

1. Penghematan Biaya

Pembuatan DRP melibatkan proses analisis ancaman, mencari solusi keamanan perangkat teknologi, dan menjaga sistemnya. Semua proses tersebut tentu akan membuat biaya penanggulangan menjadi lebih efisien.

Anda tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk menjaga software (perangkat lunak) di perbaharui atau di-maintenance serta waktu yang cukup banyak untuk mencari data perusahaan yang hilang karena semuanya telah di-backup dalam satu sistem.

2. Peningkatan Produktivitas Karyawan

DRP juga dilengkapi dengan prosedur pemulihan cepat atau instruksi yang wajib dilakukan oleh karyawan ketika bencana terjadi. Instruksi ini harus dibuat dengan jelas sehingga karyawan bisa fokus dan langsung mengeksekusi DRP tersebut. Mereka bisa kembali bekerja dengan produktif setelah terjadi bencana karena data dan asetnya berhasil diselamatkan dengan melakukan instruksi di DRP.

3. Menjaga Loyalitas dan Kepercayaan Pelanggan

Kepercayaan pelanggan atau klien bisa turun apabila perusahaan yang dipercayainya mengalami musibah. Mereka juga tidak menoleransi website yang sedang mengalami downtime atau error, bahkan khawatir karena data pelanggan bisa saja dicuri kalau website-nya diretas. Adanya DRP dapat membuat pelanggan tetap percaya dan setia dengan perusahaan Anda meski mengalami kejadian tidak terduga.

4. Menentukan Solusi yang Tepat

Proses identifikasi bencana dalam DRP akan membantu Anda dalam menentukan solusi yang tepat. Solusi yang ditentukan juga harus menggunakan teknologi terbaru agar langkah penanggulangannya berjalan lebih efektif. Anda pun tidak perlu menggunakan terlalu banyak hardware sehingga tidak ada infrastruktur atau peralatan perusahaan yang banyak mengalami kerusakan saat terjadi bencana.

Baca juga: Catat! Inilah 7 Cara Meminimalkan Risiko-Risiko Bisnis

Cara Membuat Disaster Recovery Plan (DRP) di Perusahaan

Disaster Recovery Plan harus dimulai pada tingkat bisnis dengan mengidentifikasi elemen yang paling krusial untuk menjaga operasional tetap berjalan. Dalam proses ini, penting untuk menetapkan RTO (Recovery Time Objective) dan RPO (Recovery Point Objective). RTO merupakan waktu pemulihan yang diharapkan untuk mengembalikan sistem dan layanan yang terpengaruh setelah terjadinya bencana, sementara RPO mengacu pada titik dalam waktu yang mewakili tingkat penerimaan kerugian data yang dapat diterima.

Pembuatan DRP untuk perusahaan Anda tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Anda perlu melakukan analisis yang tepat dan menguji DRP tersebut agar berjalan efektif ketika terjadi bencana. Ikuti urutan langkah pembuatan DRP di bawah ini.

1. Mulailah dari Analisis Risiko

Analisis risiko dan dampak bisnis mencakup potensi kejadian buruk yang bisa menimpa perusahaan Anda. Contohnya, lokasi perusahaan yang terletak di dataran rendah berpotensi banjir pada musim hujan atau potensi pembobolan kantor yang melibatkan pencurian komputer. Anda bisa memperkirakan kemungkinan risiko terburuk dari kejadian tersebut, seperti kerusakan komputer akibat terkena banjir.

2. Catat Kebutuhan Semua Departemen

Berikutnya, Anda bisa mulai mencatat dan mengevaluasi semua kebutuhan utama dari setiap departemen.

Buatlah daftar kebutuhan ini dalam dokumen tertulis yang berisi rincian prosedur keamanan, biaya, jaminan, durasi, pengujian sistem, dan persyaratan penggunaan sumber daya pada saat darurat. Anda bisa berkolaborasi dengan kepala masing-masing departemen untuk mengetahui kebutuhan mereka.

3. Buat Langkah Operasi DRP

Langkah ini dimulai dengan membuat daftar operasi untuk menjaga keberlangsungan bisnis Anda. Caranya, tentukan data, peralatan, akses pengguna, dan aplikasi yang digunakan untuk menunjang menjaga keberlangsungan bisnis setelah bencana. Tuliskan juga rincian biaya dan durasi downtime yang berlangsung selama masa pemulihan tersebut.

4. Lakukan Pengujian dan Revisi

Terakhir, Anda bisa menguji coba DRP tersebut untuk melihat kecocokannya. Pastikan Anda melibatkan beberapa karyawan yang bertanggung jawab dengan DRP agar mereka siap menghadapi bencana apabila terjadi. Anda bisa merevisi rencana tersebut jika dinilai belum efektif untuk menanggulangi bencana.

Jenis-Jenis DRP di Perusahaan

Ada empat jenis DRP yang bisa digunakan sebagai recovery data dalam sistem pemulihan bencana. Apa saja?

1. Virtualized Disaster Recovery Plan

Jenis DRP ini memanfaatkan metode virtualisasi dalam melakukan backup dan recovery data. Prosesnya lebih sederhana dan cepat sehingga tindakan penanggulangan data bisa langsung dilakukan. Anda pun tidak harus menggunakan server fisik karena virtualized DRP dilengkapi dengan instance virtual machine. Virtualized DRP lebih menguntungkan dari segi waktu karena proses kerjanya yang tidak memakan waktu lama.

Baca juga: Mengenal Virtual Host: Pengertian dan Cara Konfigurasi

2. Network Disaster Recovery Plan

Network DRP berfokus pada pemulihan jaringan suatu perusahaan berdasarkan beberapa pertimbangan. Ada pun pertimbangannya mencakup ukuran data yang tersimpan dalam jaringan, performa sumber daya manusia, dan networking. Anda perlu membuat prosedur yang lebih rinci apabila ingin menggunakan network DRP.

3. Data Center Disaster Recovery Plan

Data center DRP merupakan rencana penanggulangan yang berfokus pada infrastruktur dan fasilitas pusat data. Anda harus menganalisis beberapa komponen utama yang terdiri dari lokasi, sistem, keamanan, gedung, perlindungan daya, dan ruang kantor. Selain itu, Anda juga perlu memperkirakan beberapa skenario buruk yang mungkin terjadi untuk jenis DRP ini.

4. Cloud Disaster Recovery Plan

Terakhir, ada Cloud DRP yang menggunakan Cloud storage untuk backup data. Jenis inilah yang banyak diminati oleh perusahaan pada masa kini karena lebih hemat dari segi biaya, ruang, dan waktu. Kapasitas Cloud storage yang besar juga menjadi alasan utama perusahaan menggunakan jenis DRP ini.

Baca juga: Cloud Storage Adalah Platform Penyimpanan, Kenali Fungsinya!

Saat ini, Anda tidak akan kesulitan mencari penyedia layanan Cloud Disaster Recovery Plan di Indonesia. Anda bisa menemukan jenis DRP ini di Cloudeka dengan produk unggulannya, yaitu Deka Vault.

Deka Vault langsung melakukan backup data dari virtual machine, private Cloud, ataupun server fisik yang Anda gunakan sehingga tetap aman dari ancaman bencana. Aplikasi ini memiliki fitur fully managed, yaitu pengelolaan dilakukan langsung oleh tim Lintasarta sehingga Anda tetap fokus pada pekerjaan utama. Persiapkan perusahaan Anda agar terhindar dari bencana dengan Deka Vault sekarang juga. Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut dan mendapatkan layanan ini di jaringan komputer perusahaan Anda.

Kesimpulannya, DRP adalah rencana pemulihan data dan aset berharga di perusahaan Anda pasca bencana. Buatlah DRP sesegera mungkin karena Anda harus siap bila kejadian buruk datang secara tidak terduga.

Cloudeka adalah penyedia layanan Cloud yang berdiri sejak tahun 2011. Lahir dari perusahaan ICT ternama di tanah air, Lintasarta, menyediakan layanan Cloud baik untuk perusahaan besar maupun kecil-menengah.