Menu Close

Berita & Acara

Ini Dia 10 Rangkuman Kasus Kebocoran Data di Indonesia dan di Dunia

Kasus Kebocoran Data
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Table of Contents

Kebocoran data telah menjadi masalah serius dalam era digital saat ini. Semua orang dan organisasi, termasuk pemerintah, bisnis, dan individu, harus waspada terhadap potensi ancaman yang bisa mengakibatkan kerugian finansial, hilangnya privasi, dan masalah hukum. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas sepuluh kasus kebocoran data yang telah terjadi di Indonesia dan tiga kasus kebocoran data yang mencengangkan di seluruh dunia. Selain itu, kita juga akan membahas dampak dari kebocoran data terhadap bisnis dan individu, serta memberikan tips tentang cara melindungi data pribadi.

10 Kasus Kebocoran Data di Indonesia

Kebocoran data merupakan ancaman serius di era digital saat ini. Hingga tahun 2022, Indonesia menghadapi serangkaian insiden kebocoran data yang memengaruhi berbagai sektor, dari perbankan hingga layanan kesehatan dan perusahaan swasta. 

Inilah sepuluh kasus kebocoran data terbesar di Indonesia:

1. Bank Indonesia (Januari 2022)

Pada bulan Januari 2022, Bank Indonesia menghadapi insiden kebocoran data yang mengkhawatirkan. Grup ransomware Conti mencuri 228 GB data dari database Bank Indonesia. Data sensitif, termasuk informasi nasabah dan transaksi, terungkap dan memengaruhi ribuan individu.

2. Data Pasien Rumah Sakit (Januari 2022)

Pada bulan yang sama, terjadi kebocoran data pasien rumah sakit di Indonesia. Data medis pribadi dan informasi sensitif lainnya dengan ukuran 720 GB dijual di forum online Raidforums. Akun bernama GOD User, mengklaim bahwa data ini berasal dari server Kementerian Kesehatan dan BPJS Kesehatan.

Baca juga: Apa Itu Data Security? Pengertian, Jenis, dan Manfaatnya bagi Keberlangsungan Bisnis

3. Data Pelamar Kerja PT Pertamina Training & Consulting (Januari 2022)

Insiden kebocoran data pada Januari 2022 juga melibatkan PT Pertamina Training & Consulting, sebuah perusahaan konsultan. Terdapat lebih dari 160.000 file dengan total ukuran 60 GB informasi pribadi pelamar pekerjaan terbongkar, seperti nama lengkap, alamat, tempat dan tanggal lahir, agama, hingga gelar secara terperinci.

4. Data 21.000 Perusahaan di Indonesia (Agustus 2022)

Pada bulan Agustus 2022, data dari 21.000 perusahaan di Indonesia terekspos secara online. Data berukur 347 GB terdiri dari data Kartu Tanda Penduduk (KTP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) direksi dan komisaris, NPWP perusahaan, KK pemegang saham, serta data-data penting lainnya.

5. Data Pelanggan PLN (Agustus 2022)

Kasus kebocoran data melibatkan pelanggan Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada bulan Agustus 2022. Informasi akun pelanggan, termasuk alamat dan data kontak, menjadi tersedia secara ilegal, dijual di situs breached.to dan meninggalkan pelanggan dengan risiko potensial.

6. Data Pengguna IndiHome (Agustus 2022)

Layanan Internet IndiHome menghadapi masalah kebocoran data pada Agustus 2022. 26 juta riwayat browsing, penelusuran, data pengguna, seperti alamat email dan nomor telepon, terancam tersebar secara ilegal, mengancam privasi mereka. Data ini diunggah oleh akun bernama Bjorka melalui situs breached.to.

7. Data Pelanggan Jasa Marga (Agustus 2022)

Jasa Marga, perusahaan yang mengelola jalan tol di Indonesia, mengalami insiden kebocoran data pada bulan Agustus 2022. Sekitar 252 GB data pelanggan, karyawan, data perusahaan, dan keuangan Jasa Marga pada saat itu terekspos dan dijual oleh akun bernama Desorden melalui forum hackers breached.to.

8. Data SIM Card Indonesia (September 2022)

Pada bulan September 2022, sebanyak 1,3 miliar data kartu SIM Card di Indonesia menjadi target kebocoran data dan dijual di forum breached.to. Bjorka, nama akun yang mengunggah data ini mengaku data berukuran 87 GB ini berisi Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor telepon, dan tanggal registrasi.

9. Data KPU (September 2022)

KPU, yang memiliki data penting terkait pemilu di Indonesia, menghadapi insiden kebocoran data pada bulan September 2022. Bjorka, hacker yang meretas data ini mengaku sebanyak 105 juta data NIK, Kartu Keluarga, nama lengkap, tempat tinggal, hingga jenis kelamin dijual dengan nama file “Indonesia Citizenship Database From KPU 105M”.

10. Data pengguna My Pertamina (November 2022)

Pada bulan November 2022, Bjorka kembali beraksi dengan membobol data dari platform My Pertamina dan menjual 44 juta data seharga Rp392 juta melalui bitcoin. Data pengguna, seperti username dan password, terekspos, membuat pengguna dalam risiko keamanan digital yang serius.

Baca juga: Manfaat Enkripsi dan Mengapa Enkripsi Penting dalam Keamanan Data?

3 Kasus Kebocoran Data di Dunia

Kebocoran data bukanlah masalah yang terbatas pada satu negara. Di seluruh dunia, terdapat sejumlah kasus yang menggemparkan karena melibatkan jutaan bahkan ratusan juta data pengguna. 

Berikut adalah tiga kasus kebocoran data besar yang mencengangkan dunia:

1. Data 540 Juta Pengguna Facebook (2019)

Pada tahun 2019, dunia dikejutkan oleh kebocoran data besar yang melibatkan Facebook, salah satu platform media sosial terbesar di dunia. Informasi pribadi dari 540 juta pengguna Facebook tersebar secara daring.

Data yang terekspos mencakup nomor telepon, alamat email, dan informasi pribadi lainnya. Kebocoran ini menciptakan potensi risiko keamanan, termasuk penipuan identitas, yang bisa merugikan pengguna yang terkena dampak.

Kasus ini menyoroti pentingnya perlindungan data pengguna dalam platform media sosial yang luas penggunaannya. Hal ini juga memunculkan pertanyaan tentang kebijakan privasi dan tanggung jawab perusahaan teknologi terhadap keamanan data pengguna.

2. Data 198 Juta Pemilih di Amerika Serikat (Juni 2017)

Pada Juni 2017, Amerika Serikat mengalami insiden kebocoran data yang sangat signifikan. Data dari hampir 200 juta pemilih Amerika terekspos. Informasi yang bocor termasuk nama, alamat, nomor telepon, dan data terkait pemilihan lainnya.

Kebocoran ini menciptakan keprihatinan besar tentang keamanan pemilu dan kemungkinan campur tangan asing dalam proses pemilihan. Kasus ini menjadi sorotan dunia dan menunjukkan pentingnya menjaga keamanan data yang terkait dengan proses demokrasi, serta perluasan tindakan keamanan siber dalam pemilu.

3. Data 400 Juta Akun Twitter Dijual Saat Natal (Desember 2022)

Di akhir tahun 2022, dunia dihebohkan oleh insiden kebocoran data yang melibatkan Twitter, salah satu platform media sosial terkemuka. Data dari 400 juta akun Twitter, termasuk informasi pribadi seperti nama pengguna, kata sandi, dan data terkait akun lainnya, dijual secara daring menjelang hari Natal. Kasus ini menciptakan risiko keamanan bagi pengguna Twitter yang data pribadi mereka terekspos.

Kebocoran data Twitter ini menegaskan bahwa bahkan perusahaan besar dan terkemuka dalam teknologi tidak kebal dari risiko keamanan siber. Ini juga menyoroti pentingnya tindakan pencegahan dan perlindungan data pengguna di era digital yang rentan terhadap ancaman siber.

Baca juga: Inilah 9 Ancaman Cloud Computing yang Wajib Anda Pahami

Dampak Kebocoran Data bagi Bisnis dan Individu

Kebocoran data memiliki dampak serius baik bagi bisnis maupun individu. Bagi bisnis, kebocoran data dapat merusak reputasi, kehilangan kepercayaan pelanggan, dan berujung pada kerugian finansial yang signifikan. 

Data pelanggan yang terekspos dapat dimanfaatkan untuk penipuan atau pencurian identitas, yang bisa berdampak pada relasi bisnis. Selain itu, pelanggaran data bisa melibatkan biaya hukum, investigasi, dan pemulihan data yang mahal. 

Bagi individu, kebocoran data bisa berarti kerentanan terhadap penipuan, identitas dicuri, atau kehilangan privasi. Informasi pribadi yang terekspos, seperti nomor kartu kredit atau data medis, dapat dimanfaatkan dengan cara yang merugikan. Oleh karena itu, penting untuk melindungi data pribadi dengan serius.

Baca juga: 7 Contoh Kasus Cybercrime yang Paling Populer

Tips untuk Melindungi Data Pribadi Anda

Untuk mencegah terjadinya kebocoran data pribadi, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan, di antaranya:

1. Gunakan Kata Sandi Kuat dan Berbeda

Pastikan Anda menggunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun online Anda. Jangan gunakan kata sandi yang mudah ditebak seperti tanggal lahir atau nama hewan peliharaan Anda. Gunakan kombinasi huruf besar, huruf kecil, angka, dan karakter khusus untuk meningkatkan keamanan.

2. Aktifkan Autentikasi Dua Faktor

Aktifkan autentikasi dua faktor (2FA) di semua akun yang mendukungnya. 2FA menambahkan lapisan keamanan tambahan dengan meminta verifikasi melalui perangkat seluler atau email, sehingga sulit bagi pihak yang tidak sah untuk mengakses akun Anda.

3. Hindari Berbagi Data Pribadi secara Terbuka

Hindari berbagi data pribadi Anda secara terbuka di media sosial atau platform online lainnya. Penjahat siber sering mencari informasi pribadi di situs web sosial untuk tujuan penipuan.

4. Gunakan Layanan Keamanan Data yang Tepercaya

Pastikan Anda menggunakan layanan keamanan data yang tepercaya, seperti firewall yang canggih. Salah satu solusi yang dapat membantu Anda adalah Next Generation Firewall dari Cloudeka. Next Generation Firewall memberikan perlindungan ekstra terhadap semua jenis ancaman siber dan menjaga data Anda tetap aman.

Terjadinya kasus kebocoran data dapat memiliki dampak yang signifikan bagi bisnis dan individu. Dari kerugian finansial hingga kerentanan terhadap penipuan, keamanan data pribadi harus menjadi prioritas utama. Melalui tips yang telah dijelaskan untuk melindungi data pribadi, Anda dapat membantu mencegah kebocoran data dan menjaga privasi dengan aman.

Keamanan data pribadi Anda adalah hal yang sangat penting. Dalam era digital yang penuh dengan ancaman siber, Anda perlu melindungi informasi pribadi Anda dari serangan yang berpotensi merusak. Untuk itu, penting untuk memiliki sistem firewall yang canggih dan andal.

Cloudeka telah mengembangkan Next Generation Firewall (NGFW) yang dapat memberikan perlindungan ekstra terhadap semua jenis ancaman siber. NGFW Cloudeka dirancang untuk memberikan keamanan maksimal kepada bisnis dan individu, dengan teknologi terbaru yang mampu mendeteksi dan menghalangi serangan siber sebelum serangan ini mencapai data Anda.

NGFW Cloudeka tidak hanya melindungi Anda dari serangan seperti malware, virus, dan serangan DDoS, tetapi juga memastikan keamanan data selama Anda menjelajah Internet. Melalui fitur-fitur yang canggih, Anda dapat dengan aman bertransaksi online, berbagi informasi pribadi, dan menjaga privasi Anda.

Jika Anda tertarik untuk mencoba solusi digital ini, segera hubungi kami untuk informasi lebih lanjut. Jelajahi juga solusi digital lain yang kami tawarkan untuk mengoptimalkan sistem Anda dan memastikan kelangsungan bisnis yang sukses.

Tingkatkan pengelolaan dan pengamanan setiap data penting perusahaan Anda sekarang juga bersama Cloudeka!

Cloudeka adalah penyedia layanan Cloud yang berdiri sejak tahun 2011. Lahir dari perusahaan ICT ternama di tanah air, Lintasarta, menyediakan layanan Cloud baik untuk perusahaan besar maupun kecil-menengah.