Menu Close

Berita & Acara

Apa Saja Tujuan Utama Lean Startup?

Tujuan Utama Lean Startup
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp

Table of Contents

Lean startup kini sudah makin banyak digunakan oleh para pelaku bisnis. Bahkan, perusahaan ternama seperti Dropbox, Wealthfront, dan Slack juga menggunakan lean startup pada awal proses pengembangan produknya.

Dalam tahap membangun startup umumnya sumber daya sangatlah terbatas. Baik itu sumber daya manusia, modal, atau hal lainnya. Akan tetapi, kebutuhan sumber daya yang terbatas ini sudah tidak lagi jadi masalah utama sejak ada metodologi lean startup.

Penggunaan lean startup dirasa sangat efektif untuk membangun sebuah bisnis yang anti gagal. Namun, tahukah Anda apa sebenarnya tujuan utama lean startup?

Melalui artikel ini, Anda akan menemukan informasi penting terkait lean startup mulai dari pengertian, tujuan, dan juga cara melakukannya. Jadi, langsung saja simak penjelasannya berikut ini.

Pengertian Lean Startup

Lean startup merupakan sebuah metode atau konsep yang digunakan untuk mengembangkan produk dan membangun bisnis dengan efektif dan efisien. Mengapa demikian?  Lean startup akan melibatkan konsumen untuk membuat produk yang sesuai dengan keinginan targeted audience dan juga kebutuhan pasar. Cara ini akan membuat produk yang ditawarkan bisnis Anda dapat menyelesaikan masalah calon pelanggan dengan tepat, sehingga akan laris di pasaran. 

Dalam prakteknya, lean startup tidak terlalu mementingkan business plan. Lean startup menggunakan pendekatan yang lebih berfokus pada pengembangan produk melalui prototype atau MVP (Minimum Viable Product). Prototype ini nantinya akan dikembangkan sesuai dengan input atau feedback dari pelanggan. Produk biasanya baru akan diproduksi dalam jumlah banyak ketika dirasa sudah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Proses tersebut menjadikan lean startup berbeda dengan traditional business. Pada bisnis tradisional, umumnya proses produksi langsung dilakukan dalam skala besar tanpa terlalu memperhatikan keinginan dan kebutuhan pelanggan, sehingga seringkali produk yang dijual kurang laku di pasaran.

Baca juga: 4 Ide Startup Pada Tahun 2023 yang Dapat Anda Coba

Tujuan Lean Startup

Setelah mengetahui pengertiannya, mungkin Anda sudah bisa menentukan sebenarnya apa saja tujuan dari melakukan lean startup. Tujuan utama dari lean startup adalah untuk membuat atau menciptakan suatu produk yang berorientasi pada keinginan dan sesuai kebutuhan pelanggan, sehingga memiliki demand yang tinggi di pasaran.

Selain itu penggunaan lean startup juga bertujuan untuk meminimalisir risiko kegagalan pada sebuah bisnis. Kebanyakan pebisnis biasanya hanya menciptakan produk yang ingin mereka jual, bukan produk yang dibutuhkan atau diinginkan pelanggan. Hal ini seringkali membuat produk mereka tidak dapat menyelesaikan masalah pelanggan, sehingga produk tidak laku dan bisnis menjadi collapse.

Dalam lean startup, terdapat istilah think big, begin small, dan scale fast. Apa maksudnya? Makna dari tiga istilah tersebut adalah, dengan wawasan yang luas Anda tidak perlu menggunakan modal yang besar untuk melakukan pertumbuhan bisnis yang cepat. Artinya, lean startup sangat cocok untuk orang-orang yang ingin membangun dan mengembangkan sebuah bisnis dengan waktu yang relatif singkat serta modal dan SDM yang terbatas. 

Jadi, penggunaan metode lean startup akan memungkinkan Anda untuk lebih menghemat waktu, biaya, dan tenaga dalam membangun bisnis yang anti gagal.

Baca juga: Tipe-Tipe Cloud Computing untuk Bisnis Anda

Langkah-Langkah Melakukan Lean Startup

Apa saja yang perlu dilakukan untuk melakukan lean startup? Berikut adalah 3 langkah utama dalam melakukan lean startup.

1. Build

Langkah awal melakukan lean startup adalah build. Anda perlu membuat atau menciptakan sebuah produk sederhana (prototype) yang sekiranya sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Produk prototype tersebut selanjutnya akan diuji langsung ke pasar untuk mendapatkan respons dari target pelanggan. 

Jika respons yang didapat baik berarti produk Anda sudah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan, namun jika buruk berarti produk Anda perlu dikembangkan lagi agar lebih sesuai.

2. Measure

Measure adalah tahap yang paling krusial dalam melakukan lean startup. Pada tahap ini Anda harus memperhatikan semua feedback yang diterima dari pelanggan. Nantinya, semua feedback tersebut akan digunakan untuk mengembagkan produk agar lebih sesuai dengan keinginan pelanggan dan kebutuhan pasar.

Pastikan semua feedback yang diterima dari pelanggan dicatat dengan detail dan lengkap. Feedback yang tidak dicatat akan berpotensi mendatangkan komplain yang sama pada perilisan produk selanjutnya.

3. Learn 

Terakhir adalah tahap learn. Dalam tahap ini, semua data yang didapatkan pada tahap measure akan dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan insight yang lebih detail. Hasil dari insight tersebut akan menjadi dasar untuk menentukan langkah yang harus diambil selanjutnya.

Anda akan menentukan apakah produk yang sudah dirilis perlu dikembangkan lagi atau dihentikan dan mulai membuat produk baru yang lebih sesuai dengan keinginan pelanggan.

Baca juga: Daftar Startup yang Berkembang Pesat di Indonesia

Key Metrics Lean Startup

Agar dapat mengukur keberhasilan dari strategi lean startup yang sedang dilakukan, diperlukan beberapa metrik kunci sebagai acuan. Berikut adalah beberapa metrik penting dari lean startup yang dapat digunakan sebagai acuan:

1. Customer Acquisition Cost

Metrik penting dalam mengukur keberhasilan strategi lean startup adalah biaya akuisisi pelanggan atau customer acquisition cost (CAC). CAC perlu dipertimbangkan agar biaya untuk mendapatkan pelanggan baru tidak terlalu tinggi.

Untuk menghitung CAC, Anda membutuhkan beberapa data seperti jumlah pelanggan baru per bulan, biaya pengembangan produk atau jasa, estimasi masa pakai produk atau jasa, biaya pemasaran bulanan, dan biaya perawatan bulanan. Dengan data tersebut, Anda dapat menghitung biaya rata-rata yang dibutuhkan untuk mendapatkan satu pelanggan baru.

Mengetahui nilai CAC sangat penting untuk memantau biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan pelanggan baru dan memastikan bahwa biaya tersebut tidak terlalu tinggi sehingga tidak mengganggu keberlangsungan bisnis.

2. Customer Retention

Untuk mengantisipasi dampak siklus pengembangan produk yang berulang pada bisnis lean startup, customer retention rate perlu diukur sebagai metrik penting.

Retention rate membantu mengukur seberapa loyal pelanggan terhadap produk atau layanan yang ditawarkan, sehingga bisnis bisa mengetahui kapan waktu yang tepat untuk merilis produk baru dan memastikan pelanggan telah merasakan nilai bisnis dan menjadi loyal.

Hal ini penting untuk mempertahankan kepercayaan pelanggan dan memberikan layanan yang baik. Retention rate dapat diukur dengan menghitung jumlah pelanggan yang masih menggunakan produk atau layanan dalam periode waktu tertentu.

3. Revenue

Salah satu metrik yang familiar bagi pebisnis adalah pendapatan atau revenue. Namun, terkadang mereka terlalu fokus pada laba sehingga mengabaikan pentingnya revenue bagi bisnis mereka.

Penting untuk diingat bahwa biaya operasional dan pemeliharaan bisnis dapat sangat bervariasi terutama pada tahun-tahun awal pendirian startup. Oleh karena itu, perlu fokus pada pendapatan sebagai metrik penting dan bukan hanya laba.

Jika pendapatan atau revenue terlihat baik, langkah selanjutnya adalah mencoba mengurangi biaya operasional untuk memaksimalkan keuntungan.

Baca juga: Memahami Pengertian Unicorn Startup Beserta Contohnya

Perbedaan Lean Startup dan Tradisional Startup

Menurut Investopedia, metode lean startup memiliki banyak perbedaan dengan model bisnis startup tradisional. Perbedaannya bisa dilihat dari berbagai aspek, mulai dari perekrutan karyawan hingga metrik laporan keuangannya.

Dalam perekrutan karyawan, perusahaan yang menerapkan lean startup cenderung lebih memilih karyawan yang mudah beradaptasi, belajar, dan bekerja secara cepat. Sementara itu, dalam metrik laporan keuangannya, perusahaan lean startup lebih fokus pada customer value dan customer acquisition cost.

Selain itu, ada beberapa karakteristik utama lainnya yang membedakan metode lean startup dan model bisnis startup yang tradisional.

1. Karakteristik Lean Startup

  • Memprioritaskan pengembangan produk berdasarkan keinginan pelanggan.
  • Menggunakan Validated Learning untuk menentukan minat pelanggan dengan melakukan eksperimen dan mengumpulkan feedback pelanggan.
  • Fokus pada metrik seperti popularitas produk dan lifetime customer value.
  • Menggunakan Minimum Viable Product (MVP) untuk mengevaluasi reaksi dari pelanggan terhadap produk yang dikembangkan.
  • Lebih fokus pada eksperimen dan adaptasi daripada mengikuti rencana yang sudah dibuat sebelumnya.

2. Karakteristik Metode Startup Tradisional

  • Berawal dari pembuatan rencana bisnis untuk beberapa tahun mendatang.
  • Mempunyai proyeksi keuangan yang jelas.
  • Membuat produk secara rahasia (hanya karyawan dan investor yang mengetahui).
  • Rencana bisnis digunakan untuk mendapatkan dana dari angel investor dan perusahaan venture capital.

Bagaimana? Setelah membaca semua penjelasan di atas, sekarang Anda sudah makin memahami apa itu lean startup, tujuan dan cara melakukannya, bukan? Lean startup menjadi cara paling efektif dalam membangun sebuah bisnis. Untuk mendukung kemudahan dalam melakukan lean startup, Anda bisa menggunakan layanan dari Lintasarta Cloudeka.

Lintasarta Cloudeka menyediakan berbagai layanan di bidang Cloud yang dapat mendukung bisnis startup yang Anda bangun. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi kami sekarang juga!

Cloudeka adalah penyedia layanan Cloud yang berdiri sejak tahun 2011. Lahir dari perusahaan ICT ternama di tanah air, Lintasarta, menyediakan layanan Cloud baik untuk perusahaan besar maupun kecil-menengah.